Pertemuan ke 22 Belajar Menulis dan Menerbitkan Buku bersama Omjay, dengan Narasumber penulis buku Man Jadda wa Jadda bapak Amir Zainudin. Kegiatan dibuka dengan perkenalan narasumber
sebagai serorang pengajar namun tidak adal lembaga tetap karena beliau mengajar
di berbagai lembaga sebagai trainer. Terkadang mengajar di sekolah, pesantren,
perguruan tinggi, instansi pemerintah, dan juga swasta. Materi yang beliau
kuasai berkisar pada motivasi; motivasi belajar, motivasi menulis, motivasi
bekerja, motivasi mengajar, motivasi berwirausaha, dan motivasi hidup.
Buku pertama, “Man Jadda Wajada” merupakan
titik penting dalam perubahan, dari situ beliau bergerak leih jauh
mengembangkan Man Jadda Wajada menjadi buku dan materi pelatihan. Dari buku
inilah akhirnya yang membuat beluau bisa berkeliling ke-33 Provinsi di
Indonesia. Satu provinsi yang belum adalah Papua. Berharap setelah pandemi ini
selesai, bisa bersilaturahim.
LANGKAH-LANGAH
MENULIS BUKU
Ada
enam langkah menulis buku yang disingkat TOJTRP yaitu Tema, Outline, Jadwal,
Tulis, Revisi. Penerbit
Langkah
pertama adalah Tentukan TEMA tulisan.
Setiap buku harus punya tema besar, baik buku
fiksi maupun non fiksi. Tema akan menjadi rel yang mengikat kita dari awal
tulisan hingga akhir. Tema ini satu saja. Misalnya kerja keras, romantisme,
cara belajar, dan sebagainya. Bolehkah satu orang menulis berbagai tema buku?
Menurut saya, karena ini terkait dengan “branding”, berusahalah untuk fokus
menulis satu tema tertentu, agar kita dikenal ahli dalam tema tersebut. Kalau
temanya berubah-ubah, nanti orang bingung, kita ini sebenarnya ahli dalam
bidang apa?
Langkah kedua adalah OUTLINE
atau DAFTAR ISI.
Gunanya
outline:
1.
Agar tulisan kita terarah.
2.
Bisa buat jadwal dan target.
3.
Menghindari "ngeblank" pada saat menulis.
4.
Agar bukunya selesai.
Kalau tidak ada daftar isi, akan sulit bukunya
bisa selesai. Inilah salah satu hal penting yang sering diabaikan orang. Merasa
sudah tahu apa yang ditulis, akhirnya tidak ada outline dan langsung menulis.
Akibatnya, tulisannya tidak terarah, “melenceng” dan “lari” ke mana-mana, tidak
tahu jalan akhirnya.
Bukunya akan selesai? Tentu tidak. Banyak ide
itu bagus, tetapi yang jauh lebih bagus adalah ide yang difokuskan. Cara
memfokuskan ide adalah dengan membuat outline.
Bagaimana
Cara
Mengembangkan Daftar Isi (outline)
UNTUK
BUKU NON FIKSI
1.
Gunakan prinsip dasar 5W dan 1H.
WHAT:
Ini
terkait pengertian, definisi, pembagian, jenis-jenis, dan sebagainya.
WHY:
Ini
adalah tentang alasan (mengapa) buku ini ditulis, tujuannya apa dan manaatnya
apa.
HOW
How
ini berbicara tentang bagaimana, tips and trick, strategi, langkah-langkah, dan
sebagainya.
Untuk
2 W yang lain, yaitu Where dan When bisa tidak digunakan.
CONTOH.
Tema:
Santri dan Menulis
WHAT
1.
Santri dan keterampilan menulis.
2.
Keterampilan apa saja yang dibutuhkan agar bisa menulis.
3.
Para ulama dan karya mereka dari masa lampau.
4.
dan seterusnya.
MENGAPA?
1.
Mengapa Santri Harus Menulis?
2.
Tujuan Menulis.
3.
Tantangan Mengapa Santri Harus Bisa Menulis.
4.
dan seterusnya.
HOW?
1.
Bagaimana cara menulis?
2.
Bagaimana membangun disiplin menulis?
3.
Tips and Tricks Menjadi Penulis.
4.
dan seterusnya.
BAGAIMANA
MEMBUAT OUTLINE UNTUK BUKU FIKSI?
Pertama:
WHO? Siapa saja tokoh-tokohnya.
Tentukan
tokoh-tokoh yang akan menjadi bagian dari cerita.
Misalnya,
ayah, ibu, teman, guru, dan sebagainya.
Kedua:
Karakter.
Gambarkan
profil setiap tokoh dengan sifatnya masing-masing.
Ketiga:
Plot atau Alur Cerita.
Gambarkan
alur cerita dari awal hingga akhir. Potongan ceritanya seperti apa. Di mana
akan membangun cerita emosionalnya, di mana sedihnya, di mana senangnya.
Terus
ending cerita seperti apa, apakah happy ending, sad ending, dan sebagainya.
Membuat
outline ini bisa langsung dituliskan outlinenya atau bisa dengan beberapa alat
bantu. Biasanya saya menggunakan mindmap untuk membantu membuat daftar isi.
Apakah
wajib? Tidak harus. Tetapi kalau saya pribadi, ini harus ada. Biar ada rel ke
mana tulisan kita, biar selalu ada arah kalau kita menemui jalan buntu, dan ini
yang paling penting; bisa membuat jadwal agar buku cepat selesai.
CONTOH
OUTLINE
Sebagai
contoh buku: "Man Jadda Wajada".
Buku
ini adalah buku dengan tema motivasi umum, motivasi hidup.
Kembali
ke konsep dasar 5W dan 1H.
Biasanya
saya mulai dengan WHY. Kalau terkait motivasi, penjabaran tentang WHY bisa
digambarkan sebagai berikut:
1.
Mengapa motivasi itu penting dalam hidup.
2.
Motivasi apa yang membuat orang tergerak untuk berubah.
3.
Apa tujuan hidup seseorang?
4.
Mengapa orang harus berubah?
5.
Darimana perubahan itu bisa dimulai?
6.
Apa saja yang harus diubah?
Setelah
WHY, hal kedua yang terpikir adalah WHAT.
Hal-hal
yang terpikir dalam kategori WHAT adalah:
1.
Apa itu sukses?
2.
Langkah-langkah apa saja yang harus dijalani agar kita bisa sukses?
3.
Potensi diri, kelebihan dan kekurangan.
4.
Memahami bahwa sukses itu bisa kita dapatkan.
Setelah
WHY, hal ketiga yang saya coba jabarkan adalah HOW. Ini tentang bagaimana,
strategi, langkah-langkah, tips & Trick, dan juga action.
Penjabarannya:
1.
Bagaimana bermimpi besar.
2.
Bagaimana membuat rencana (action plan).
3.
Bagaimana berani memulai.
4.
Menjadi kreatif.
5.
Membangun momentum berubah.
6.
Kapan harus memulai?
Nah,
ketiga hal itulah yang akhirnya menjadi dasar outline buku "Man Jadda
Wajada"
Langkah ketiga adalah Buatlah jadwal penulisan.
Kalau daftar isi sudah dibuat, misalnya ada 30
judul artikel atau plot cerita, mulailah membuat jadwal secara riil. Katakan 1
tulisan jadwalnya seminggu selesai, buatlah jadwalnya dari 30 tulisan itu kapan
mau selesai.
Dengan
kita membuat jadwal, maka akan memudahkan kita untuk mengontrol dan
mengevaluasi dari hasil tulisan kita.
CARA
MEMBUAT JADWAL.
1.
Buatlah tabel dengan 4 kolom, yang berisi No-Judul Artikel-Target Lama
Menulis-Tanggal-Keterangan
2.
Isi Nomer
3.
Isi Judul Artikel
4.
Perkirakan Berapa Lama (Berapa Hari) Artikel akan Ditulis
5.
Buat sesuai dengan tanggal yang ada saat ini.
6.
Isi Keterangan dengan apakah sudah selesai ditulis atau belum.
Jadwal
menulis ini menentukan. Kalau ada jadwal, kita bisa mengacu pada jadwal
tersebut dan bisa mendisiplinkan diri sendiri.
Karena
kita tahu di mana akhirnya, kapan draft naskah kita akan selesai. Kalau tidak
ada jadwal, kita tidak pernah tahu perkiraan draft naskah kita kapan selesai.
Langkah keempat adalah Tuliskan.
Outline sudah ada, jadwal juga sudah ada. Berikutnya
adalah tuliskan sesuai outline dan jadwalnya.
Di sini, disiplin diri dan komitmen yang akan
menentukan apakah tulisan kita akan selesai atau tidak.
Tulis
dan selesaikan semua judul artikel terlebih dahulu. Jangan terpaku untuk satu
tulisan sampai sempurna.
Langkah kelima adalah REVISI.
Revisilah
tulisan kalau semua draft tulisan sudah selesai. Jangan terpaku hanya satu
judul sampai sempurna.
Kalau
kurang-kurang sedikit, tidak apa-apa. Tahap pertama adalah menyelesaikan semua
draft buku.
Tahap
kedua, baru revisi. Apa saja yang direvisi?
1.
Data dan informasi yang kurang.
2.
Tata Bahasa
3.
Gaya Tulisan. Disamakan dari awal hingga akhir.
4.
Judul-judul artikel. Buatlah judul-judul yang menarik.
Langkah keenam adalah
kirim ke penerbit.
Apa
yang menadi pertimbangan penerbit?
Paling
utama adalah bukunya laku atau tidak. Ini menyangkut kebutuhan masyarakat
pembaca.
Apakah
pembaca butuh buku kita?
Siapa
yang butuh? Berapa banyak orang yang butuh?
Buku
kita menjawab kebutuhan apa?
Semakin
besar kebutuhan masyarakat akan buku kita, maka peluang diterbitkan semakin
besar.
Karena
itu, sebagai penulis kita mesti memahami buku kita siapa yang akan beli, dan
siapa yang kira-kira akan baca.
Hal
kedua adalah apa yang bisa membedakan buku kita dari buku sejenis.
Apa
kelebihan kita dibandingkan dengan buku sejenis?
Kita
harus mampu menjawab pertanyaan ini. Karena hal itu yang akan menjadi
pertanyaan dan juga pertimbangan penerbit.
Ketiga,
pertanyaan penerbit adalah, apa yang akan Anda lakukan untuk membantu pemasaran
buku?
Harus
punya jawabannya. Misalnya iklan di Medsos, Seminar, Pelatihan, Diskusi Buku,
Membangun Komunitas, Dan Sebagainya.
Apakah
perlu membayar kepada penerbit?
Kita
tidak perlu membayar ke penerbit. Bahkan kita mendapatkan uang ROYALTI.
Rata-rata royalti adalah 10% dari buku yang terjual.
Bagaimana
cara mengirim naskah?
1.
Naskah harus sudah jadi.
2.
Diprint, dikirim dengan hard copy dan soft copy dalam bentuk CD atau Flash Disk
Berapa
lama?
Kabar
diterima atau tidak sekitar 3 bulan.
Kesimpulan
1. Menulis itu tentang
latihan. Bukan bagaimana Anda tahu bagaimana menulis sebanyak-banyaknya, tetapi
bagaimana Anda berlatih sebanyak-banyaknya.
2. Semakin banyak
berlatih, tulisan kita akan semakin baik. Itu saja kuncinya.
3. Mulai dengan tekad dan
niat yang kuat untuk memperbaiki nasib dan hidup kita, serta untuk bermanfaat
bagi orang banyak.
4. Ikuti dengan membuat
outline dan jadwal menulis, lalu konsisten menulis setiap hari.
5. InsyaAllah hidup dan
nasib kita akan berubah.
6. Bismillah. Malam ini
jadikan momentum kita naik kelas dan melesat lebih tinggi.
Bagus resumenya pak
BalasHapuskeren resumenya Pak, semangat menulis
BalasHapusSemangat untuk berkarya pak...
BalasHapusresumenya mantul
Mantab pool
BalasHapusJempol pol dah pak....
BalasHapusLengkap, salam literasi.
BalasHapusJooss Penulis hebat...semoga!
BalasHapus1. www.sarastiana.com
2.www.kelas maya
Silahkan berkunjung
Mantuuul
BalasHapusKeren tulisannya ....
BalasHapusKereenn..
BalasHapusMantap.
BalasHapus