Gerak Jalan

Gerak Jalan Tradisional menempuh jarak 28 KM dari Markas Besar Komando Djawa (MBKD) Jendral Soedirman Desa Kepurun, Manisrenggo finish di Monumen Juang 45 Joggrangan Klaten.

Juara O2SN SD KALTENG 2015

Hasil O2SN Tingkat SD Cabang Olahraga Tenis Meja Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2005

Juara HUT KORPRI Kapuas

Kejuaraan Tenis Meja dan Sepak Bola Mini dalam Rangka HUT KORPRI Kabupaten Kapuas Tahun 2011

Juara Kelas 9.4

Penerimaan Raport Semester I Tahun Pelajaran 2021/2022

Kejuaraan Tenis Meja Bupati Cup Kapuas

Hasil Kejuaraan Tenis Meja Bupati Cup Kapuas Tahun 2021

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1445 H, Mohon maaf lahir dan batin

Friday, December 11, 2009

Peraturan Tenis Meja

Share:

Wednesday, November 18, 2009

Kecamatan Selat Sapu Bersih Medali Tenis Meja



PTMSI Kapuas Patok target medali pada Porprov Kalteng 2010. Kuala kapuas Kecamatan Selat meraih juara I beregu untuk cabang tennis meja  putra dan putrid pada Porkab IX Kabupaten Kapuas di GOR Panunjung Tarung Kapuas, kemarin (11/11). Sementara untuk juara II beregu putra dan putri diraih kecamatan Kapuas Barat. Disusul kecamatan Basarang dan Kecamatan Kapuas Murung.


Wakil Bupati Kapuas Suraria Nahan,
 mengalungkan medali juara I beregu Putra


Tim Tenis Meja Kecamatan Selat



Bapak Kabid Dispora Ir Ringkesit Menyerahkan medali Juara beregu Putri

Untuk tunggal putra juara I Era Epatha kecamatan Selat, Taufik Hidayat Kecamatan Selat, Muhammad Rahmadhani Kecamatan Selat. Dan tunggal putri juara I Ageng Ayunengtyas Kecamatan Selat, Juara II Yuliana Kristina Kecamatan Kapuas Barat, juara III Sipra Kecamatan Kapuas Murung.

Pada kesempatan itu, Wakil Bupati Suraria Nahan ATP ST langsung menyerahkan medali kepada pemenang lomba.

Ketua Pengcab PTMSI Kapuas H. Misdan H. Husaini menargetkan meraih medali pada PORPROV tahun 2010. Pada Porprov 2006 Kapuas memperoleh medali perunggu beregu putra dengan materi pemain (Anerson, Taufik Hidayat, Ahmad Suhariadi). Untuk memenuhi ambisi tersebut, pihaknya akan mengikutkan atlit pada kejuaraan di dalam dan di luar Kapuas untuk menambah jam tanding atlit.

Dia mengatakan “fasilitas latihan sudah cukup memadai sehingga diharapkan nantinya, diharapkan atlit-atlit Kapuas mampu meraih medali dan mampu mengharumkan nama daerah Kapuas,” katanya.


Share:

Sunday, November 1, 2009

Seleksi Porkab Tenis Meja Kecamatan Selat



Dalam rangka mempersiapkan tim tenis meja untuk menhadapi Porkab Kabupaten Kapuas tahun 2009,  yang akan diselenggarakan tanggal 9 November 2009. Koordinator tenis meja kecamatan Selat Anang Berkat mengadakan seleksi di GOR Panunjung Tarung Minggu 1 Oktober 2009. Hasil seleksi sebagai berikut :

Putra

Juara 1 Anerson

Juara 2 Taufik Hidayat

Juara 3 Muhammad Rudini

Juara 4 Muhammad Rahmadhani.

Putri

1. Fina

2. Ayu

3. Lisa

Dalam waktu satu minggu ini anak anak akan dipersiapkan secara maksimal. Ujar Anang Berkat di sela sela seleksi.
Share:

Friday, October 16, 2009

GG Belum Ambil Sikap soal Pembubaran PTM Surya




KEDIRI- Pemkot Kediri akhirnya ikut cawe-cawe atas krisis yang melanda Persatuan Tenis Meja (PTM) Surya. Wali Kota Achmad Maschut mengatakan, dalam waktu dekat akan mengundang pengurus klub kebanggaan masyarakat kota ini yang baru dibubarkan tersebut. Termasuk Ketua Harian PTM Surya Diana Wuisan.

Mereka akan diajak bicara bersama pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Kediri. "Kami akan membahas masalah yang menimpa PTM Surya," ujarnya kepada Radar Kediri melalui ponselnya, kemarin.

Seperti diberitakan, pembubaran klub tersebut sangat disayangkan masyarakat Kediri. Maklum, sejak berdiri pada 1982, mereka merasa telah memilikinya. Bahkan telah menjadi ikon kebanggaan kota ini. Berbagai torehan prestasi atlet-atletnya di kancah nasional maupun internasional turut melambungkan nama Kota Kediri.

Maschut mengatakan, dari pembicaan itu, diharapkan bisa diketahui akar permasalahannya. Dari sana, pemkot akan menentukan langkah lanjutan terhadap pembinaan atlet-atletnya pascapembubaran. Terutama yang berasal dari Kota Kediri.

Lalu, apakah pemkot akan mengambil alih klub tersebut? Maschut menolaknya. Menurut dia, pemkot tidak mempunyai cukup uang untuk melakukan pembinaan seperti yang dilakukan PT Gudang Garam (GG). Kecuali jika KONI Pusat mau turun tangan langsung. "Kami siap memfasilitasi," tandasnya.

Dari gedung dewan, ungkapan keprihatinan terhadap pembubaran klub yang dulu bernama PTM Sanjaya itu terus mengalir. Ketua Komisi A Heru Ansori mengatakan bahwa pemkot harus menyelamatkannya. Sebab, klub itu sudah menjadi aset kebanggaan Kota Kediri. "Sesuai Permendagri, pemkot bisa melakukan pembinaan olahraga melalui KONI. Kami akan menyetujui anggarannya untuk pembinaan tenis meja," katanya.

Sayang, hingga kemarin Ketua Harian PTM Surya Diana Wuisan tetap belum bisa dimintai komentar. Dihubungi berkali-kali melalui ponselnya, tidak diangkat. Kompleks GOR Sanjaya yang menjadi kantornya selama ini, mulai kemarin ditutup untuk umum. Termasuk wartawan. "Maaf, mulai hari ini wartawan dan masyarakat yang tidak berkepentingan dilarang masuk," ujar Mujito, satpam GG yang bertugas di pos pintu masuk kompleks GOR Sanjaya kepada Radar Kediri.

Mujito mengatakan bahwa larangan itu merupakan perintah atasannya. "Saya hanya menjalankannya. Kalau mau konfirmasi, silakan langsung ke unit I saja menemui Pak Simon (Simon Suyono, sekretaris PTM Surya, Red)," ujarnya.

Mujito sendiri turut menyayangkan pembubaran klub tenis meja terbesar di Indonesia itu. Dia juga merasa kehilangan. Hari-harinya yang diwarnai dengan canda tawa atlet-atlet muda PTM Surya kini tak ada lagi. "Mereka sudah seperti anak saya sendiri. Maklum, setiap hari kami bertemu dan bergaul," ujarnya.

Tentang peralatan tenis meja di GOR Sanjaya, menurut dia, sampai kemarin masih berada di tempatnya semula. Termasuk ratusan piala yang dipajang di almari. "Kalau seperti itu, biasanya akan dirawat dan tidak akan dijual," tuturnya.

Tak hanya Mujito. Saleh, 50, tukang becak yang biasa mangkal di dekat GOR Sanjaya tak kalah bersedih. "Saya kenal dengan anak-anak Sanjaya sejak Mbak Putri (Putri Hasibuan, Red) masih kecil," ungkapnya seraya mengaku telah 20 tahun mangkal di sana.

Keberadaan GOR Sanjaya diakui bisa membuat pendapatannya meningkat. Hampir seluruh atlet Sanjaya yang tinggal di mes pernah merasakan jasanya. Sebab, banyak di antara mereka yang memilih becak sebagai alat transportasinya jika keluar mes. Jika Minggu, dia mengaku bisa mendapatkan Rp 15 ribu.

Sekretaris PTM Surya Simon Suyono yang dihubungi lewat ponselnya kemarin tidak memberikan jawaban memuaskan terkait penutupan klub tersebut. Termasuk tentang nasib pemain dan pelatihnya. "Saya sedang boyongan ke unit I. Jadi, belum bisa berkomentar terkait itu. Mohon maaf ya," elak asisten kepala divisi pelayanan umum PT PT GG ini.

Sementara itu, Wakil Direktur Bidang Sumberdaya Manusia dan Pelayanan Umum PT Gudang Garam Slamet Budiono mengatakan, manajemen GG tidak pernah mencampuri urusan internal klub. Termasuk rencana pembubaran ataupun pengembangan klub. "Klub punya otonomi sendiri, mereka juga punya badan hukum sendiri," katanya saat ditemui Radar Kediri usai menghadiri rapat di Balai Kota Kediri kemarin.

Ketika ditanya tentang kabar bahwa pembubaran PTM Surya karena GG tak mau lagi mendanai, Slamet langsung membantahnya. Menurut dia, hingga saat ini manajemen belum mengambil sikap. Karena itu, dia menyarankan untuk melakukan konfirmasi langsung kepada pengurus klub.

Jawaban serupa dikatakan Slamet ketika ditanya tentang isu pembubaran klub basket Halim yang juga didanai penuh oleh PT GG. Menurutnya, hingga saat ini manajemen perusahaan belum memutuskan apapun. "Kami belum tahu, silakan hubungi pengurus Halim," lanjutnya. (ut/tyo/hid)

Sumber : http://www.jawapos.co.id

Share:

Wednesday, October 14, 2009

Duh, Surya Tinggal Kenangan





JAKARTA - PB PTMSI menghadapi ujian berat. Induk organisasi yang dipimpin Taher itu harus kehilangan tim terbesarnya, PTM Surya, Kediri, di tengah persiapan menghadapi Kejuaraan Tenis Meja se-Asia Tenggara (SEATTA) di Sport Mall Kelapa Gading, Jakarta, pada 20-25 Oktober mendatang.

Ketua Harian PTM Surya Diana Wuisan mengumumkan penutupan klub tenis meja tersebut pada Senin lalu (13/10). Penyebabnya, klub itu tidak lagi mendapatkan pasokan dana dari sponsor PT Gudang Garam. Namun, Diana belum memberikan keterangan resmi kepada PB PTMSI.

"Saya sudah memberitahukan kepada para pemain kemarin (Senin lalu, Red). Bagaimanapun, ini kebijakan manajemen dan kami hanya bisa menurut," kata Diana. Saat ini, pihaknya fokus memikirkan nasib para pemain, terutama yang masih berstatus pelajar.

Masa belajar mengajar baru saja dimulai. Sehingga, mereka baru bisa memutuskan pindah enam bulan mendatang. "Sebagai bentuk tanggung jawab kami, anak-anak itu akan kami kembalikan ke orang tua masing-masing," tutur Diana.

Ketua Umum PB PTMSI Taher segera mengambil langkah-langkah untuk menyelamatkan aset PTM Surya. Menurut Taher, pihaknya mengutamakan tiga komponen penting klub yang didirikan pada 1980 itu. "Kami harus memikirkan nasib pelatnas tenis meja ke depan. Selama ini, klub Surya menjadi tempat latihan," ujar pemilik Bank Mayapada tersebut di Jakarta kemarin (14/10).

Selain itu, PB bakal mengambil alih atlet-atlet titipan pengurus provinsi (pengprov) yang berlatih di Kota Tahu tersebut. "Mereka telah mencetak banyak pemain-pemain muda yang potensial. Tentu kami tidak bisa membiarkan potensi itu lepas," tutur Taher.

Dia menyadari, dana yang dibutuhkan PB untuk merampungkan masalah tersebut sangat besar. Terutama, dana untuk menggeber pelatnas. "Terutama, tempat tinggal bagi pemain dan pelatih," tegasnya.

Taher memperkirakan, ada 80 atlet dan sepuluh pelatih yang masa depannya harus dipikirkan. Karena itu, dia segera mengadakan rapat pengurus pada pekan ini. Masalah tersebut akan dibawa ke Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PB PTMSI di Jakarta pada 23 Oktober mendatang.

Meski kelimpungan, Taher berterima kasih kepada PT Gudang Garam yang turut mengembangkan tenis meja di tanah air. Bahkan, pihaknya akan memberikan penghargaan kepada PT Gudang Garam, Diana Wuisan, dan Willy Waroka yang dianggap berperan penting dalam tenis meja.

Taher juga menjamin persiapan menuju SEATTA tetap berjalan lancar meski mayoritas tim nasional diperkuat pemain PTM Surya. Indonesia bakal diperkuat tiga pemain dari Jatim, Ficky Supit, Gilang Maulana, dan Khoirudin, dan Haruli Dahlan (Kalteng) di sektor pria. Di kelompok wanita, ada Christine Ferliana (Jatim), Ceria Nilasari Jusma (Jatim), Nunik Sugianti (Jabar), dan Nur Azizah. (vem/diq)

Sumber : http://www.jawapos.co.id


Share:

Monday, September 14, 2009

PORDA KALTENG TAHUN 2002

Hasil PORDA Kalimantan Tengah Cabang Olahraga Tenis Meja
Beregu Putra
1. Kotim
2. Kobar
3. Palangka Raya
4. Kapuas
Beregu Putri
1. Kobar
2. Palangka Raya
Tunggal Putra
1. Iskandar Kotim
2. Budi Amperawan Kotim
3. Deni Kobar
4. Nur Amin Kobar
Tunggal Putri
1. Stevi Palangka Raya
2. Yaswawati Kobar
3. Nunuk Kurnia Kobar
4. Maryanti Kobar
Ganda Putra
1. Iskandar / Budi Amperawan Kotim
2. Deni / Nor Amin Kobar
3. Slamet / Rahmani Palangka Raya
4. Mardiyanto / Hartono Kapuas
Share:

Sunday, September 13, 2009

Anton Suseno: ITMN Kurang Efektif




Jakarta, Sinar Harapan. Sistem pencarian data dasar untuk menentukan peringkat nasional melalui ajang Invitasi Tenis Meja Nasional (ITMN) dinilai Anton Suseno kurang efektif. Pasalnya, penentuan peringkat tidak cukup dengan hanya sekali menyelenggarakan event tingkat nasional saja.

Anton, yang dalam usia ”senjanya” masih mampu meraih medali emas di SEA Games 1999 Brunei Darussalam, mengatakan, seharusnya peringkat nasional ditentukan melalui pengumpulan nilai dari berbagai turnamen seperti Kejurnas, turnamen terbuka atau Pekan Olahraga Nasional (PON). Seperti halnya dengan cabang olahraga tenis lapangan yang menentukan peringkat pemain nasional berdasarkan nilai yang dikumpulkan dari berbagai turnamen tenis di dalam negeri.



”Gabungan nilai itulah yang akan menentukan peringkat mereka. Ini tampaknya akan lebih obyektif,” kata Anton Suseno di sela-sela pertandingan ITMN di Hall Bola Voli Gelora Bung Karno, Jakarta, Jum'at (13/9) kemarin.

Menurut Anton, adanya rentang prestasi antara atlet yunior dan senior yang cukup jauh saat ini disebabkan karena tidak adanya kesinambungan pembinaan PB PTMSI (Pengurus Besar Persatuan Tenis Meja Indonesia). Ia menilai sistem Pelatnas jangka panjang diterapkan agar kelangsungan kaderisasi atlet tetap berjalan.

”Selama ini setelah usai menjalani Pelatda atau Pelatnas mereka lalu dibubarkan begitu saja tanpa ada kelanjutannya. Metode seperti ini harus segera diperbaiki agar kaderisasi tetap berjalan, ” ujarnya lagi.

Selain itu, untuk menjari bibit petenis meja, pertandingan di dalam negeri harus diintensifkan, di antaranya dengan menata kembali kompetisi antarklub yang menjadi ujung tombak program pembinaan. Kompetisi tersebut dampaknya sangat besar karena akan membangkitkan kembali gairah klub-klub yang selama ini lesu darah lantaran minimnya frekuensi pertandingan.

”Siapkan aturan pertandingan sebaik mungkin. Kalau perlu nantinya diterapkan sistem promosi dan degradasi. Saya yakin manfaatnya sangat besaar bagi kemajuan tenis meja di tanah air,” cetus Anton.

Di sisi lain, Anton yang pernah bergabung dengan klub tenis meja di Swedia ini, merasa prihatin dengan masih rendahnya ”prize money” dalam turnamen lokal. Meskipun demikian, para petenis meja senior tetap tampil untuk sekadar mendapatkan sesuap nasi.
”Untuk lebih menggairahkan para petenis meja, hadiah tersebut harus ditingkatkan. Memang, tidak harus sama persis dengan Swedia. Akan tetapi, minimal mampu merangsang para petenis meja untuk lebih bergairah lagi dalam mencetak prestasi,” ujar Anton. Lolos ke Babak Kedua

Sementara itu, para petenis meja senior yang kembali 'turun gunung' mengikuti Invitasi Tenis Meja Nasional yang berlangsung hingga Minggu (15/9) mendatang berhasil lolos ke babak delapan besar, di antaranya, Anton Suseno (Jateng) yang berhasil menjadi juara grup 18 dengan mengumpulkan nilai enam. Sedangkan Ismu Harianto (Sumut) keluar sebagai juara di grup 1 dengan mengantongi total nilai enam.

Di bagian putri, petenis meja senior Ling-ling Agustin (Jabar) berada di peringkat pertama grup 4 setelah mengumpulkan total angka enam. Mantan ratu tenis meja nasional Rossy Pratiwi Dipoyanti berhasil maju kebabk berikutnya setelah meraih posisi pertama di grup 8 dengan nilai empat. (eko)

Sumber : www.sinarharapan.co.id


Share:

Tuesday, July 14, 2009

Ultah Rara


Aku sudah 1 tahun

Ikut gaya di ultah di rara





Share:

Thursday, June 11, 2009

Kepasrahan Seorang Ratu Tenis Meja Nasional

SEBENARNYA saya hanya ingin menjadikan SEA Games kali ini kenangan manis dan yang terakhir bagi saya. Ada rasa penasaran di diri saya pada dua SEA Games terakhir (SEA Games XX Brunei dan SEA Games XXI Malaysia). Saya tidak mendapat satu medali pun dari keduanya. Tidak lebih dari itu….

Begitulah pernyataan kekecewaan ratu tenis nasional, Rossy Pratiwi Dipoyanti (31), ketika mengetahui namanya tidak termasuk di dalam satu dari delapan petenis meja nasional yang dipanggil untuk mengikuti seleksi nasional (seleknas) pada 10-11 April lalu di Jakarta.



Masih berharap agar dirinya dapat ikut serta dalam seleknas lalu, menurut Rossy, bukanlah tanpa alasan dan pertimbangan yang matang. Ada dua hal penting yang membuat dia masih yakin dapat masuk ke dalam daftar nama-nama pemain yang ikut seleknas, yakni berdasarkan hasil yang dicapainya pada Invitasi Ranking Nasional Oktober 2002 dan Kejuaraan Tenis Meja Asia Tenggara (SEATA) ke-3 yang digelar di Hall Senam Sekolah Pelita Harapan, Tangerang, November tahun lalu.

“Sebelum kedua kejuaraan tersebut, saya sendiri sebenarnya masih ragu apakah saya mampu untuk berprestasi kembali, khususnya di SEA Games Vietnam mendatang,” aku Rossy, penyumbang 13 medali emas, sembilan perak, dan dua perunggu bagi Indonesia sejak SEA Games 1987.

Ternyata, hasil kedua kejuaraan tersebut cukup membangkitkan kembali kepercayaan diri dan motivasinya untuk meraih kembali prestasi pada SEA Games mendatang. Pada Invitasi Ranking Nasional, Rossy berhasil menempati peringkat keenam nasional, serta meraih medali perak ganda putri bersama rekannya, Fauziah “Yuli” Yulianti, di SEATA. Di final SEATA, mereka dikalahkan pasangan dunia dari Singapura, Li Jia Wei/Jing Jun Hong, dengan skor tipis 2-3 (11-5, 5-11, 6-11, 11-10, 9-11).

“Keyakinan diri saya saat itu sangat tinggi bahwa saya akan dipanggil dalam seleknas. Meski tidak untuk di nomor tunggal, setidaknya saya masih bisa memperoleh medali di nomor ganda, baik putri maupun campuran dengan Ismu. Sudah sejak tahun 1997 saya ingin berpasangan dengan Yuli, namun saat SEATA November lalu baru terlaksana,” kenang istri pebasket klub Angkasapura Medan, Rani Kristiono, dan ibu seorang anak berumur satu tahun, Diva Marsella Maharani, ini.

NAMUN, harapan mengakhiri kariernya dengan manis tinggal sekadar harapan kosong. Ketua II Bidang Pembinaan Pengurus Besar Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PB PTMSI) Loka Purnomo mengatakan, para pemain yang berhak mengikuti seleknas adalah mereka yang berperingkat lima besar pada Invitasi Ranking Nasional, ditambah para atlet yunior berprestasi menurut penilaian PB PTMSI.

Sebenarnya peluang Rossy masih tetap terbuka untuk mengikuti seleknas ketika pemain peringkat ketiga saat invitasi, Nunik, mengundurkan diri karena alasan pribadi. Namun, pihak PB PTMSI tidak menaikkan pemain peringkat 4-6 untuk mengisi peringkat 3-5. Posisi Nunik akhirnya digantikan oleh pemain muda Ratna (25), yang saat invitasi berada di peringkat 10.

Menanggapi keputusan itu, Loka kembali menegaskan, prioritas atlet muda dan berprestasi harus dikedepankan sesuai dengan target KONI Pusat di SEA Games mendatang, yakni bukan untuk meraih juara, melainkan untuk pembinaan terhadap atlet muda potensial.

Rossy hanya pasrah dengan keputusan tersebut. Namun, dia menyesali, tidak ada seorang pengurus PTMSI yang memberikan penjelasan tentang tidak dimasukkannya dirinya dalam seleknas lalu.

“Saya memang kecewa. Karena dengan mempunyai anak, justru semakin memicu saya untuk berprestasi. Kalau saya sampai dapat bonus, kan buat anak juga,” ungkapnya kecewa.

Meskipun gagal terpilih mengikuti seleknas lalu, Rossy menegaskan, dia tidak akan mencoba lagi untuk ikut seleknas SEA Games berikutnya. “Ini benar-benar keinginan saya yang terakhir,” jelas Rossy yang kini berprofesi sebagai seorang ibu rumah tangga. (B17)

Sumber : www.kompas.com
Share:

Tuesday, June 9, 2009

Ceria Nilasari Terbaik di Jateng

SEMARANG- Ceria Nilasari, mantan petenis meja PTM Surya Kediri, menjadi yang terbaik di Jateng. Tiga kali tampil di putaran final, tiga kali pula dia mencatat kemenangan telak 3-0 atas lawan-lawannya dalam seleksi tenis meja Piala Presiden di GOR Mugas, kemarin. Pemain yang ikut mengantarkan kontingen Jatim menyapu bersih medali emas cabang tenis meja di PON XVII/2008 Kaltim ini, masih terlalu tangguh bagi pemain-pemain Jateng yang lain. Ketika berhadapan dengan pemain andalan PON XVII Jateng, Wahyuningrum, Nilasari tidak memberi kesempatan banyak. Peraih medali emas PON XVI Palembang 2004 ini menang 11-5, 12-10 dan 11-7. Demikian halnya ketika berhadapan dengan Hana (Sukoharjo). Hana yang sehari sebelumnya membuat kejutan dengan mengalahkan pemain PON XVII Jateng, Juwita dari Banjarnegara 11-4, 11-8, 5-11, 6-11, 11-9 ini, dipaksa menyerah telak, 3-11, 2-11 dan 9-11. Terakhir, Nilasari menang 11-3, 11-9, 11-8 atas Evi dari Surakarta, sehingga pemain yang baru saja diterima sebagai PNS Pemkot Semarang ini berhak mewakili Jateng ke Piala Presiden di Jakarta 8-10 Mei mendatang. ‘’Dia salah satu pemain yang kami harapkan merebut medali emas PON Riau 2012,’’ janji Ketua Harian PTMSI Jateng, Ir Farchan kemarin. Nasib buruk justru diperlihatkan oleh Wahyuningrum. Pemain yang selalu menempati peringkat satu di Jateng ini gagal berangkat ke Jakarta setelah menderita dua kali kekalahan. Setelah menyerah 0-3 dari Nilasari, dia kembali kalah 1-3 (7-11, 12-10, 9-11, 7-11) dari Eni, wakil dari Surakarta. Sementara itu di sektor putra, yang akan mengirimkan empat wakil, tidak ada kejutan berarti. Peraih emas SEA Games 2001, Hadiyudo asal Solo masih menjadi pemain terbaik putra di kelompok umum. Tetapi pemain yang juga menekuni profesi sebagai pelatih ini sempat kehilangan dua set saat berhadapan dengan Adam dari Semarang, sebelum menang tipis 3-2. Pada penampilan berikutnya, dia menang 3-1 atas Rizal dari Semarang, sehingga Hadiyudo ikut lolos ke Jakarta. ‘’Untuk pemain putri kelompok umum, hanya dua pemain yang berhak berangkat ke Jakarta. Tetapi untuk putra ada empat. Satu tiket sudah dikantongi oleh Yon Mardiono sebagai pemain wild card, sehingga tinggal menambah tiga pemain lagi,’’ jelas Kabid Binpres PTMSI Jateng, Edy Pramudji. (C16-40)

sumber : www.suaramerdeka.com



Share:

Rp 200 Juta untuk Satu Medali Emas Tenis Meja

SATU medali emas akan dinilai dengan bonus Rp 200 juta oleh PTMSI. Iming-iming bonus yang menggiurkan ini tidak lain guna memacu para atlet tenis meja memberikan yang terbaik dalam usaha menghadirkan medali emas dari cabang ping pong yang gagal total di Kuala Lumpur dua tahun lalu.

MANAJER tim Indonesia, Deddy Kurniawan Wikanta menegaskan, janji bonus itu, antara lain, untuk memberikan ransangan bagi para atlet memacu kemampuan mereka. "Uang itu sendiri disiapkan oleh pengurus PTMSI," tegas Kurniawan.



Timbul pertanyaan, apakah janji bonus itu akan menjadi kekuatan kedua, di balik kemampuan teknis para atlet yang telah berlatih selama lima bulan di Korea Utara (Korut)?

Itu kalau kita berbicara tentang kelompok putra.

Bagaimana dengan putrinya? Setelah era dua bersaudara Carla Tedjasukmana dan Diana Wuisan, maka muncul generasi di bawahnya seperti Aliana Gunawan, Ellyana Effendi, dan Chandra Dewi. Akan tetapi, gebrakan putri kita mulai terasa lagi setelah munculnya Evi Sumendap, Rossy Depoyanti Syechbubakar, Mulatsih, dan Ling Ling Agustin.

Dalam partisipasi kita sejak tahun 1977, tenis meja hanya dua kali menyumbang satu medali emas, yaitu di SEA Games 1985 di Bangkok, dan SEA Games 1999 di Brunei Darussalam. Sedangkan di SEA Games 2001 di Kuala Lumpur, tenis meja pulang dengan tangan kosong, alias tanpa emas. Di luar ketiga SEA Games tersebut, tenis meja boleh berbangga dengan tidak pernah merebut kurang dari empat medali emas.

Masa keemasan tenis meja di SEA Games terjadi sepuluh tahun lalu di SEA Games 1993 Singapura. Seluruh tujuh medali emas saat itu diboyong Anton Suseno serta Rossy Syechbubakar dan kawan-kawan.

Bagaimana dengan SEA Games Vietnam 2003 ini? KONI sendiri tidak menargetkan emas dari tenis meja. Begitu pun PTMSI tidak berani sesumbar mematok jumlah berapa medali emas yang bakal disabet atletnya. Akan tetapi, melihat persiapan serius yang dilakukan PTMSI dengan mengirimkan atletnya berlatih selama lima bulan di Korea Utara (Korut) dan ditempa oleh pelatih Korut pula, maka hitung-hitungan kasar di atas kertas, tenis meja minimal bisa menyabet dua emas.

Dari nomor mana saja emas itu akan muncul?

Manajer tim tenis meja untuk SEA Games, Deddy Kurniawan Wikanta memperkirakan dari nomor tunggal dan ganda putra. "Di kedua nomor itu, meski lawan-lawan dari Vietnam, Thailand, dan Singapura cukup berimbang, tetapi Indonesia punya peluang membuat kejutan," jelas Kurniawan yang juga adalah Ketua Bidang Pembinaan PTMSI.

Satu hal yang mungkin perlu diwaspadai adalah faktor nonteknis yang bisa menghambat langkah kita merebut medali emas. Faktor nonteknis di sini adalah soal kepemimpinan wasit.

Dalam SEA Games 1989 di Kuala Lumpur, atlet kita dirugikan oleh wasit tuan rumah sehingga terjadi walk out. Ketika itu, Rossy Syechbubakar terpaksa menangis pilu di pelukan pelatihnya Diana Wuisan setelah dikerjai wasit tuan rumah Goh Kun Tee yang memberikan angka gratis kepada atlet tuan rumah. Padahal, bola pukulan Rossy menyambar tipis bibir meja, namun wasit mengatakan keluar dan memberikan angka bagi lawan Rossy, Leong Mee Wan.

Saat itu, Ketua umum PTMSI, Ali Said (almarhum) yang berada di arena pertandingan dengan nada tinggi menginstruksikan atlet dan ofisial tenis meja kita untuk mengundurkan diri. Manajer tim Noeryanto tak berangnya menyaksikan ulah wasit tuan rumah tersebut.

Generasi baru

Sejak Juli lalu PTMSI mengirim delapan atlet (lima putra dan tiga putri) berlatih di Korut. Mereka yang diseleksi dari hasil invitasi nasional tahun 2002 dan kejuaraan Asia Tenggara di Jakarta 2002 ini adalah Ismu Harinto, David Jakob, Yon Maryono, Zainudin, Reno Handoyo (putra), Nilasari, Christine, dan Septi Diah (putri).

Kedelapan atlet ini akan ditambah satu atlet putri lagi yang tidak berlatih bersama di Korut. Atlet tersebut, Lindawati, yang berlatih sejak tiga bulan lalu di Beijing (Cina) dan ditangani pelatih asal Cina Yu Xhe Shi. Pemisahan Lindawati berlatih di Cina ini, menurut Kurniawan, untuk memperoleh variasi permainan berbeda.

Untuk keperluan berlatih di luar negeri, PTMSI memperkirakan menghabiskan sekitar Rp 590 juta. Para atlet tenis meja ini akan bergabung di Beijing, 30 November dan kemudian melanjutkan perjalanan menuju Hanoi, Vietnam. Tenis meja akan berlaga di luar Kota Hanoi, tepatnya di Kota Hai Duong, 6-12 Desember.

Selama menjalani latihan di Korut, kedelapan atlet ditangani langsung pelatih Korut, Ri Song Gil (putri) dan Park Yong Nam (putra). Keduanya dibantu asisten pelatih Bobby Regar (putra) dan Ali Hasibuan (putri). Dari nama-nama atlet yang dipersiapkan ke Vietnam ini, mereka semuanya memang merupakan generasi baru di tenis meja.

Seniornya, seperti Anton Suseno, Deddy da Costa (putra), Rossy Depoyanti Syechbubakar, Yulianti, dan Putri Hasibuan (putri) tidak dilibatkan lagi.

Menurut Kurniawan, kelompok putri memang berat untuk bisa merebut medali emas. Lawan-lawan tangguh akan datang dari Singapura, Thailand, dan Malaysia.

Singapura yang diperkirakan akan merajai kelompok putri, masih mengandalkan pemain veteran seperti Jin Jun Hong. Selain itu, ada pemain berdarah Cina, Zhang Xueling, yang menjuarai nomor tunggal Kejuaraan Asia Tenggara di Jakarta tahun lalu.

Di nomor perseorangan tunggal putri, Indonesia akan mengandalkan Nilasari dan Christine. Sedangkan di nomor beregu yang mempertandingkan lima partai, Indonesia kemungkinan menurunkan Nilasari, Christine, dan Septi Diah.

Kelompok putra, Harinto dan Jakob dipersiapkan untuk nomor tunggal perseorangan maupun beregu. Keduanya akan didampingi Yon Maryono di nomor beregu. .

Menurut Kurniawan, jika ukurannya kejuaraan Asia Tenggara tahun 2002 di Jakarta, maka di kelompok putra, Indonesia akan mendapat lawan berat dari Vietnam dan Singapura. Dalam kejuaraan Asia Tenggara tersebut, Indonesia hanya menyabet satu emas lewat ganda putra, Yon Maryono/David Jakob. Selain itu, satu perak dari ganda putri Yulianti/Rossy Syechbubakar dan tiga perunggu dari tunggal putra Yon Maryono, ganda putra Deddy da Costa/Ismu Harinto dan ganda campuran Deddy da Costa/Yulianti.

Dari para atlet penyumbang lima medali ini, hanya di nomor ganda putra Yon Maryono dan David Jakob serta Ismu Harinto di ganda putra yang akan berlaga di Vietnam. Sisanya, Deddy da Costa, Rossy Syechbubakar dan Yulianti tidak diikutsertakan. Ini berarti ada kepincangan kekuatan. Meski demikian, Kurniawan tetap yakin dari nomor tunggal putra, ganda putra, dan kemungkinan beregu putra, Indonesia bisa merebut medali emas. Semoga! (YESAYAS OKTOVIANUS)

sumber : www.kompas.com


Share:

Monday, June 1, 2009

Seruyan Juara Umum Piala Gubernur Cup II Kalteng

Dengan materi pemain nasional yang memperkuat kabupaten Seruyan berhasil mendominasi Kejuaraan Tenis Meja Piala Gubernur Cup II Kalteng 28-31 Mei 2009. Hasil pertandingan sebagai berikut :

Beregu Umum Putra

1. Mega Pro A  Seruyan

2. PU Palangka Raya

3. Kobar dan Mega Pro B  Seruyan

Beregu Kaltengsel

1. Kobar

2. PU Palangka

3. Kapuas dan Murung Raya



Tunggal Umum Putra

1. Yon Mardiono Seruyan

2. David Yacob Seruyan

3. Zainudin Seruyan dan Ahmad Dahlan Palangka Raya

Tunggal Umum Putri

1. Lindawati Hakim Kobar

2. Santi Pebriani Palangka Raya

3. Ceria Nilasari Kapuas  dan Yeni Rahmawati Palangka Raya

Tunggal Veteran Putra

1. Slamet Palangka Raya

2. Syahran Murung Raya

3. M Natsir BNI 46 Palangka Raya dan Sumaryana Palangka Raya

Share:

Kejuaraan Tenis Meja Gunernur Cup II 2009



Dalam rangka memperingati Hari jadi propinsi Kalimantan Tengah diselenggarakan kejuaraan Voli, Sepak Takraw, Tenis Meja. Dari ketiga cabang tersebut voli dan sepak takraw telah selesai diselenggarakan, sedangkan tenis meja akan diselenggarakan tanggal 28 - 31 Mei 2009. Dengan kategori Pertandingan :

1. Beregu Umum Putra : Peserta Pengcab se Kalimantan Tengah dan untuk memeriahkan turnamen ini panitia memperbolehkan pengcab mendatangkan atlit di luar propinsi Kalteng.

2. Beregu Putra Se Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan, Atllit yang terdaftar Pra PON dan PON 2004-2008 tidak diperkenankan ikut.

3. Tunggal Putra Umum

4. Tunggal Putri Umum.

5. Tunggal Veteran + 45 tahun khusus untuk Kalteng.

Beberapa pemain papan atas Indonesia  seperti Yon Mardiono, David Yacob, Farda, Ahmad Dahlan, Dicot Hasibuan, Dikdik, Saifur  dan Zainudin di bagian putra. Ceria Nilasari, Santi, Lindawati Haki, Yuka, di bagian putri direncanakan akan turut meramaikan turnamen Gubernur Cup II di Palangka Raya. Hasil Pertandingan
Share:

Sunday, May 24, 2009

Kejurnas Tenis Meja Junior 2009



Kejuaraan Nasional Kelompok umurtanggal 19-22 Mei 2009 yang diselenggarakan di GOR Gelar Sena, Klaten. Keluar sebagai juara umum Jawa Timur, hasil lengkap kejuaraan nasional kelompok umur :

I.Beregu junior putra :

1.Jatim

2.DKI

3.Jateng & DIY

II.Beregu junior putri :

1.DKI

2.Jabar

3.Jateng dan Jatim

III.Ganda junior putra :

1.Gg Rocky/Adang (DKI)

2.Julius/Gilaeg (Jatim)

3.Hanung/Andre (Jateng) dan Fahmi/Dery (Jabar)

IV.Ganda junior putri :

1.Widya/Fitria (Jatim)

2.Mega/Komala (Jatim)

3.Mutiara/Meisy (Kalsel) dan Khusnul/Anis (Jateng)

V.Tunggal junior putra :

1.Julius (Jatim)

2.Rocky (DKI)

3.Tatag (DIY) dan Adang (DKI)

VI.Tunggal junior putri :

1.Mega (Jatim)

2.Widya (Jatim)

3.Ade Irawati (Jabar) & Ega (Jatim)

VII.Tunggal kadet putra :

1.Rangga (Jatim)

2.Alfian (Jatim)

3.Arif (Jateng) dan Subhan (DKI)

VIII.Tunggal kadet putri :

1.Nur Rahmawati (DKI)

2.Fitria (Jatim)

3.Kharisma (Jabar) dan Nova (Lampung)

IX.Tunggal Pemula putra :

1.Aden (Jabar)

2.Hardian (Jateng)

3.Ardha (Jatim) dan Sandi (Jatim)

X.Tunggal Pemula putri :

1.Natasha (Jabar)

2.Gustin (Jatim)

3. Dinda (Jateng) dan Meirina (Jatim)
Share:

Tuesday, May 19, 2009

Menegpora Membuka Kejurnas Tenis Meja Junior

Klaten (Espos)– Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Mennegpora) Adhyaksa Dault, Selasa (19/5) ini, dijadwalkan mengunjungi Klaten untuk membuka Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Tenis Meja 2009, yang digelar di GOR Gelarsena, Klaten mulai pukul 08.30 WIB. Dalam agenda acara yang diterima Bagian Humas Setda Pemkab Klaten, Senin (18/5), selain membuka Kejurnas Tenis Meja 2009,Menpora juga dijadwalkan singgah ke Pendapa Pemkab Klaten. Sekretaris Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpor) Klaten, Lugtyastyono menerangkan, Menpora akan mengisi sarasehan pemuda yang digelar di Pendapa Pemkab Klaten, Selasa pukul 10.30 WIB. – Oleh : haa/*

Disalin dari: SOLOPOS, Edisi : Selasa, 19 Mei 2009 , Hal.VII
Share:

Saturday, April 25, 2009

Ceria Nilasari Terancam Gagal Perkuat Jawa Tengah

Kapanlagi.com- Hasrat atlet tenis meja, Ceria Nilasari untuk Jawa Tengah terganjal. Atlet yang harus pindah dari Jawa Timur ke Jawa Tengah karena menjadi pegawai negeri sipil (PNS) di Pemkot Semarang tersebut, sampai kini, belum mendapat surat pindah dari Pengprov PTMSI Jatim."Saya sudah mengajukan surat pengunduran diri dari Jatim tetapi sampai kini belum ada jawaban dari mereka," katanya pada di sela-sela seleksi atlet tenis meja Jateng yang bakal diterjunkan pada Piala Presiden di GOR Tri Lomba Juang Mugas Semarang, Jumat.



Sebenarnya, seperti dikutip dari Antara, Jumat (24/04), menurut Nilasari, bukan hanya dirinya yang belum mendapat jawaban surat pindah dari Pengprov PTMSI Jatim tetapi ada beberapa pemain junior dari Jatim yang juga pindah ke daerah lain (Jateng) juga mengalami nasib yang sama.

Lebih lanjut, Nilasari yang kini bergabung dengan klub Tugu Muda Semarang mengatakan, dirinya tetap berharap bisa berada di Jawa Tengah (Semarang) karena statusnya sebagai PNS di Pemkot Semarang (Dinas Sosial Pemuda dan Olahraga Semarang).

"Saya tidak mungkin membela Jatim lagi karena kartu tanda penduduk (KTP) juga sudah menjadi warga Jawa Tengah (Semarang)," kata atlet yang besar dari klub Gudang Garam Kediri tersebut. (kpl/den)

disalin dari : www. Kapanlagi.com, Jum'at, 24 April 2009 13:00


Share:

Saturday, March 28, 2009

Photo Keluarga



Naufal (1 Tahun)


Rara (1 Tahun)





Share:

Tuesday, March 24, 2009

1 Tahun Umurku


Naufal (1 Tahun)
Share:

Sunday, March 22, 2009

Perbedaan Jalan dan Lari

Tidak ada perbedaan yang berarti antara jalan dengan lari karena keduanya adalah gerakan memindahkan badan ke muka dengan langkah kaki.
Gerakan lari dapat dibedakan dengan gerakan jalan karena adanya "saat melayang" pada waktu melangkah. Artinya ada saat kedua kaki lepas, tidak menyentuh tanah. Setelah saat melayang ini kaki yang digunakan untuk melangkah itu menapak dan selanjutnya menolak untuk memindahkan berat badan ke muka bersamaan dengan ayunan kaki yang lain ke muka diikuti dengan saat melayang dan seterusnya.
Gerakan jalan selalu ada kaki yang berhubungan dengan tanah. Jadi pada saat kaki ayun melangkah, satu kaki masih menginjak tanah sampai kaki ayun melangkah ke muka itu menginjak tanah, baru kaki lain diayun untuk ganti melangkah. Demikianlah seterusnya, selalu ada kaki menginjak tanah.
Share:

Wednesday, March 11, 2009

Obat Diare

Waktu Aku SD  seharian kena diare, sering hilir mudik ke WC tentunya. Siang  hari sakitnya nggak  terasa dan masih sempat saja main kelereng sama teman-teman. Menjelang sore perut mulai sakit dan frekuensi ke belakang semakin sering. Mau di bawa ke mbah Bud (mantri di desaku) aku nggak mau takut di suntik.  Kata simbok, "kalau nggak mau ke mbah Bud, nggak apa-apa, Asal mau makan dan minum?" Ternyata setelah makan dengan lauk bergedel semalaman nggak terasa sakit dan nggak ke belakang lagi.  Setelah ditelusuri teryata bergedel yang ku makan bukan bergedel kentang seperti biasanya tetapi obat diare dari bluluk (kelapa masih kecil). Membuatnya seperti ini :
Bluluk (Kelapa kecil) di hilangkan kulitnya kemudian diparut di campur dengan telur kampung kemudian di goreng.
Share:

Monday, February 2, 2009

Mabuk Angkutan Darat Bersama Calon Atlit Nasional

Kejuaraan Tenis Meja di Tlogo Prambanan Tahun 1985 bertepatan dengan Benawi Cup di Semarang, saat itu pemain kadet Binora Klaten banyak yang lolos babak utama, jadi kami berempat (Ismu Harinto, Anang Satria, Satang Sarjono dan Aku) menggantikannya, saat itu Ismu (kelas 1 SMP) adalah pemain paling senior diantara kami berempat (yang lain kelas 5 SD), namun sayang sampai di Tlogo Prambanan ternyata nama-nama kami nggak ada di sana, karena panitia tahu pemain utama Binora (Wahyu Satya, Agus Triyono, Budi Santosa, Subekti Tri Wahyono) masih bertanding di Piala Benawi oleh panitia mereka semua dicoret digantikan oleh pemain lokal sekitar Tlogo, padahal dari klub kami berempat dikirim untuk menggantikan mereka.


Mungkin saat itu terjadi miss komunikasi pihak kami dengan panitia dan akhirnya kami pulang sambil gigit jari tentunya. Dalam perjalanan pulang pergi, Ismu sebagai yang dituakan mengajak naik Bus, tapi aku menolak karena mabuk naik Bus, akhirnya kami naik colt isuzu tapi aku ya tetap mabuk jua, sampai di Sangkal Putung istirahat makan di warung sekitar PGAN Klaten. Memang Ismu saat itu begitu kerepotan ngurus aku yang pemabukan tapi bukan mabuk minuman keras lho! Setelah ke Djarum mengikuti jejak kakaknya Sigit Setiawan, Prestasi Ismu dan Anang meningkat pesat. Dan pada tahun 2000 an. Ismu menjadi salah satu pemain tenis meja nasional yang handal dan adiknya Anang Satria sempat juara Silataruna namun di senior kurang bersinar.  Semoga sukses selalu bersama kita semua!

Share:

Sunday, January 11, 2009

Hadiyudo Gagal Atasi Hussein

JAKARTA - Hadiyudo gagal meraih gelar tunggal putra Kejurnas Tenis Meja 2003 di Gedung Bola Voli Jakarta. Atlet andalan Jateng tersebut gagal membendung ketangguhan atlet Jatim M Hussein dalam pertandingan lima set. Pertandingan tersebut berakhir dalam kedudukan 1-4 (11-3, 13-15, 9-11, 7-11, 12-14).

Penampilan Hadiyudo semalam bisa dikatakan antiklimaks. Sebelumnya ''Singa Tua'' asal Jateng itu mampu membekap dua anggota tim SEA Games 2003. Pada babak penyisihan dia mengalahkan Ismu Harinto dari Sumut 3-2 (9-11, 11-9, 7-11, 11-4, 11-3). Lalu, pada babak delapan besar korbannya adalah Reno (Jatim) yang dikalahkan 3-2 (11-4, 1-11, 11-5, 6-11, 11-8).

''Dia memang main bagus. Saya agak kesulitan membendung penempatan bola samping kanan. Saya juga banyak melakukan kesalahan sendiri,'' ujar Hadiyudo seusai pertandingan kepada Suara Merdeka.

Kekalahan Hadiyudo semalam juga ditentukan oleh fisiknya yang makin drop memasuki set-set akhir. Penampilan gemilangnya di set pertama tidak berlanjut pada set kedua hingga kelima. Dia banyak membuat blunder dalam penempatan bola ke papan lawan.

Pertandingan lawan Umar dari Kaltim dalam babak semifinal sepanjang tujuh set tampaknya menjadi salah satu sebab kemerosotan stamina Hadiyudo. Pada pertandingan tersebut pemain senior asal Jateng itu menang 4-3 (8-11, 11-9, 11-9, 2-11, 11-7, 8-11, 11-6).

Kejurnas yang berakhir semalam menetapkan Jatim sebagai yang terbaik. Jatim merebut gelar tunggal putra, tunggal putri, ganda campuran dan ganda putri. Gelar ganda putra diperoleh Sumut.

Di nomor ganda putra pasangan Ismu Harinto/Budiono mengalahkan pasangan Jabar Dikdik/Momon dengan 3-1 (11-8,9-11,11-6, 11-4). Pasangan Jateng Yon Mardiono/Anton Suseno dan pasangan Hadiyudo/Ipong berada di urutan ketiga.

Yon/Anton pada babak semifinal dikalahkan oleh Ismu/Budiono 1-3 (11-8, 10-11, 7-11, 8-11). Adapun Hadiyudo/Ipong kalah di babak yang sama dari pasangan Dikdik/Momon 0-4 (6-11, 7-11, 9-11, 7-11).

Di ganda putri yang menjadi juara adalah Christin/Nelasari (Jatim) yang menang atas pasangan Jatim lain Lindawati/Santy 3-2 (7-11, 10-12, 11-5, 11-3, 11-4). Juara tiga masing-masing diraih Rossy PD/Ruri Raung (Lampung) dan Nuni/Ling Ling (Jabar).

Di nomor tunggal putri, Nelasari (Jatim) memenangi partai saudara setelah mengalahkan Lindawati 4-2 (15-13, 11-7, 4-11, 6-11, 13-11, 11-7). Andalan Jateng Wahyuningrum pada semifinal dikalahkan oleh Lindawati (Jatim) 0-4 (6-11, 7-11, 9-11 dan 7-11). Peraih perunggu yang lain di nomor ini yaitu Santy dari Jatim.

M Hussein/Christin menjadi terbaik di ganda campuran setelah mengalahkan Reno/Nilasari juga dari Jatim 3-1 (11-6,8-11, 11-8, 13-11). Juara III diraih S Umar/Anetta dari Kaltim dan Khoirudin/Lindawati dari Jatim. (D3-57e)

Sumber : suaramerdeka.com


Share:

Friday, January 9, 2009

Pengenalan Tenis Meja Usia Dini

Pengenalan tenis meja (terutama untuk anak-anak SD) perlu diberikan, sebelum main dengan meja pingpong. Tahap-tahap latihan pengenalan antara lain :

1. Sentuhan

2. Pantulan

3. Keseimbangan

Latihan ini bertujuan penyesuaian antara pemain dengan bet dan bola, agar mahir menggunakan alat-alat tersebut dan memiliki perasaan yang baik berkaitan dengan bet dan pantulan bolanya.

Bentuk-bentuk latihan yang dapat dilakukan antara lain :

a. Memantulkan bola ke atas dengan menggunakan bet dengan sisi forehand.

b. Memantulkan bola ke atas dengan menggunakan bet dengan sisi backhand.

c. Memantulkan bola ke lantai, sambil berjalan ke depan, ke belakang,

d. Memantulkan sambil bergerak ke kiri dan kanan.

d. Saling memantulkan bet dengan bola bersama temanya


Share:

Arsip


Visitor

Followers