Gerak Jalan

Gerak Jalan Tradisional menempuh jarak 28 KM dari Markas Besar Komando Djawa (MBKD) Jendral Soedirman Desa Kepurun, Manisrenggo finish di Monumen Juang 45 Joggrangan Klaten.

Juara O2SN SD KALTENG 2015

Hasil O2SN Tingkat SD Cabang Olahraga Tenis Meja Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2005

Juara HUT KORPRI Kapuas

Kejuaraan Tenis Meja dan Sepak Bola Mini dalam Rangka HUT KORPRI Kabupaten Kapuas Tahun 2011

Juara Kelas 9.4

Penerimaan Raport Semester I Tahun Pelajaran 2021/2022

Kejuaraan Tenis Meja Bupati Cup Kapuas

Hasil Kejuaraan Tenis Meja Bupati Cup Kapuas Tahun 2021

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1445 H, Mohon maaf lahir dan batin

Sunday, November 10, 2002

Indonesia Raih Satu Emas di Seatta III

Jakarta, 10 November 2002 20:18
Harapan tuan rumah untuk merebut sedikitnya satu medali emas pada Kejuaraan Tenis Meja Asia Tenggara (SEATTA) ke-3 di Hall Senam Sekolah Pelita Harapan Karawaci, Tangerang, Banten, terwujud setelah Davi Jacobs/Yon Mardiono merebut gelar juara ganda putra dengan mengalahkan duet kakak beradik Phucong Sanguansin/Phakphoom Sanguansin asal Thailand.

David/Yon, yang mengalahkan peraih perak SEA Games Kuala Lumpur Cai Xiao Li/Sen Yew Fai dengan tiga set langsung 11-4, 11-3, 11-8, mampu memetik kemenangan yang sama atas Phucong/Phakphoom 11-4, 11-4, 11-6 dan berhak atas bonus 50 juta rupiah yang dijanjikan PP PTMSI untuk peraih emas perorangan.

Indonesia menargetkan minimal satu medali emas sama dengan prestasi dua kejuaraan SEATTA sebelumnya. Pada Kejuaraan SEATTA 1 di Bangkok, Thailand, Indonesia merebut satu emas melalui ganda putra dan SEATTA ke-2 di Kuala Lumpur melalui ganda campuran.

Usai pertandingan David menyatakan rasa bangganya mampu mempersembahkan satu-satunya medali emas.

"Kami bangga. Ini satu-satunya emas Indonesia. Kami hanya bermain lepas hari ini," kata David.

"Kami lebih berinisiatif untuk menyerang dengan bola pendek dan menunggu untuk menyerang," katanya. "Sejak awal kami sudah bertekad untuk tidak diserang lebih dulu."

Rasa bangga juga diungkapkan Yon Mardiono. "Sama dengan David, saya juga merasa bangga."

Ia mengakui lawan bingung dengan gaya permainan mereka berdua. "Saya kanan, David kiri. Jadi bolanya sulit bagi mereka. Saya hanya menunggu bola pengembalian lawan."

"Kami baru dipasangkan kali ini, dan sebuah kebahagiaan bisa menang," katanya

Ditanya tentang masa depan duet itu, Yon berharap dapat dipertahankan. "Kami berharap bisa dipertahankan, apalagi kami memiliki era dan umur yang hampir sama," kata Yon yang kini berusia 22 tahun sedangkan David 25 tahun.

Sementara itu, Fauziah Yulianti/Rossy Pratiwi nyaris merebut medali emas saat unggul 8-4 di set ke lima saat kedudukan empat set pertama imbang 2-2.

Namun, peraih emas SEA Games Kuala Lumpur Li Jia Wei/Jing Jun Hong asal Singapura kembali menunjukkan penampilan kelas dunianya saat bangkit dan mengakhiri pertandingan dengan skor 11-5, 5-11, 11-6, 10-12 dan 11-9.

Usai pertandingan Rossy mengaku terlalu terburu-buru menyelesaikan pertandingann saat unggul 8-4 di set kelima.

"Pada set keempat kami menang setelah tertinggal, di set kelima sebaliknya kami unggul tapi kalah. Kami buru-buru menyelesaikan pertandingan."

Fauziah Yulianti/Rossy Pratiwi Dipoyanti melaju ke final setelah mengalahkan Pornsri Ariyachotima/Tipadorn Vongbon asal Thailand 11-4, 11-8, 6-11, 11-6.

Pada SEATTA ke-3 ini dominasi Singapura, yang diperkuat para pemain eks-Cina, belum tergoyahkan dengan merebut empat medali emas dari beregu putra-putri, ganda putri, dan ganda campuran.

Sementara Indonesia harus puas dengan satu emas, dua perak dan tiga perunggu.

Vietnam memastikan satu emas setelah final sesama Vietnam di tunggal putra, sedangkan Thailand berharap Nanthana Komwong yang baru

Ketua Umum PP PTMSI Tahir mengaku ini hasil terbaik yang bisa diraih para pemain Indonesia. "Kami bersyukur atas hasil ini."

Ia merujuk pada penampilan duet Fauziah/Rossy yang nyaris menang. "Jika angin (keberuntungan) berubah ke kita, mungkin kita bisa menang.."

"Ini luar biasa."

Menghadapi SEA Games Vietnam 2003, ia menyatakan, tugas berat bagi PP PTMSI untuk mempersiapkan dengan baik. "Januari nanti kami akan mengundang klub-klub pemilik pemain, Pengda,

"Kami tidak bisa `nanggung-nanggung` mempersiapkan ke SEA Games."

Ia berjanji akan mempersiapkan tim Indonesia lebih baik. "Kami tidak akan mengontrak pemain asing. Namun, saya jamin kami akan mengambil pelatih terbaik dunia."

"Kami akan datangkan pelatih terbaik. Singapura juga telah melakukan itu. Namun, hingga kini belum membuat nominasi dan tidak pasti dari Cina."

Ia juga mengatakan: "Kami akan mengirim lebih banyak pemain ke turnamen internasional." (Ark, Ant)

sumber : www.gatra.com
Share:

Arsip


Visitor

Followers