Gerak Jalan

Gerak Jalan Tradisional menempuh jarak 28 KM dari Markas Besar Komando Djawa (MBKD) Jendral Soedirman Desa Kepurun, Manisrenggo finish di Monumen Juang 45 Joggrangan Klaten.

Juara O2SN SD KALTENG 2015

Hasil O2SN Tingkat SD Cabang Olahraga Tenis Meja Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2005

Juara HUT KORPRI Kapuas

Kejuaraan Tenis Meja dan Sepak Bola Mini dalam Rangka HUT KORPRI Kabupaten Kapuas Tahun 2011

Juara Kelas 9.4

Penerimaan Raport Semester I Tahun Pelajaran 2021/2022

Kejuaraan Tenis Meja Bupati Cup Kapuas

Hasil Kejuaraan Tenis Meja Bupati Cup Kapuas Tahun 2021

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1445 H, Mohon maaf lahir dan batin

Saturday, April 29, 2006

Putri Hasibuan Tidak Bisa Lepas Dari Tenis Meja


Jum'at, 28 April 2006 18:50


Kapanlagi.com - Nama Putri Hasibuan pernah menghiasi halaman berita olahraga nasional pada 1990-an dan bersama Rossy Pratiwi Dipoyanti, ia sempat merajai arena tenis meja Asia Tengara.

Prestasi fenomenal yang pernah diraih Putri, kelahiran Lampung 31 tahun lalu itu adalah ketika menyumbang dua emas bagi kontingen Indonesia di SEA Games 1993 Singapura, melalui nomor ganda putri berpasangan dengan Rossy serta nomor beregu. Untuk nomor tungal pun meraih medali perunggu.

Setelah absen di SEA Games 1995 Chiang Mai, Putri melanjutkan keperkasaan tenis meja Indonesia dengan meraup lima medali emas di SEA Games 1997 Jakarta, dua diantaranya juga disumbangkannya melalui ganda putri dan beregu. Untuk ganda, ia kali ini berpasangan dengan Fauziah Yulianti.

Setelah mengundurkan diri sebagai atlet pada 2001, Putri memantapkan karirnya sebagai pelatih di Perkumpulan Tenis Meja (PTM) Surya Gudang Garam Kediri, klub yang telah membesarkannya selama 18 tahun.

Bersama sang abang, Ali Hasibuan, Putri mencurahkan perhatian dan waktunya untuk melatih 80 orang atlet yang bergabung dengan klub yang berada di komplek perusahaan rokok Gudang Garam itu.

Ditemui di GOR Sanjaya Kediri, Selasa (25/04), ibu dari Ragata Izzan Shafa (3,5) dan Fachri Abimanyu (1,5) itu tampak tidak banyak berubah dari penampilannya ketika masih aktif jadi atlet sepuluh tahun lalu. Gerakannya masih lincah saat memberikan praktek latihan kepada anak asuhnya.

Dalam pembicaraan ringan dengan istri salah satu direktur PT Gudang Garam itu, Putri mengungkapkan kekecewaan dan sedih dengan prestasi tenis meja nasional yang menukik tajam sejak 1999 di SEA Games Brunei.

Yang membuatnya prihatin adalah sedikitnya kompetisi di Tanah Air, padahal kompetisi merupakan ajang bagi seluruh pemain untuk menunjukkan sampai dimana kemampuan mereka setelah berlatih selama enam jam sehari.

"Kadang saya kasihan juga melihat atlet, mereka rutin latihan enam jam setiap hari, dari pagi sampai sore. Tapi wadah kompetisi untuk mengasah kemampuan bertanding mereka sangat minim," katanya.

Putri mengatakan bahwa ia hanya bisa berharap agar bermunculan klub-klub yang bisa membina atlet secara profesional sehingga akan meningkatkan iklim kompetisi di Tanah Air. (*/lpk)

Share:

Arsip


Visitor

Followers