Pengertian Tolak Peluru
Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga melempar dalam atletik yang mana sang atlet ini akan melemparkan sebuah bola besi sejauh mungkin dari titik lempar menuju titik pendaratan dengan menggunakan teknik tertentu serta juga aturan main yang sudah ditetapkan.
Olahraga tolak peluru bisa/dapat dilakukan di lapangan indoor ataupun outdoor.
Sebagai salah satu (1) olah raga cabang lempar, tolak peluru ini merupakan satu-satunya yang dapat dilakukan di lapangan indoor disebabkan tidak seperti lempar cakram misalnya, tolak peluru ini tak membutuhkan area pendaratan peluru yang luas, karena sejauh ini belum ada satupun atlet yang sanggup melempar hingga melebihi jarak 25 meter.
Tolak peluru ini merupakan salah satu olah raga berat yang tidak bisa/dapat dilakukan sembarangan, meski olah raga ini terkesan sepele, yaitu hanya melakukan tolakan bola besi serta juga selesai.
Rata-rata para juara dunia baik untuk kelas laki-laki atau juga perempuan, mempunyai postur tubuh yang besar serta memiliki energi kuat untuk melakukan tolakan meski banyak juga atlet tolak peluru yang mempunyai postur tubuh sedang.
Faktor Tolak Peluru
Faktor penentu didalam tolak peluru secara umum terdapat 2, yakni teknik serta postur tubuh atlet.
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa atlet yang berbadan besar cenderung mempunyai atau memiliki sebuah energi besar serta juga cocok untuk olah raga ini, namun bukan berarti atlet bertubuh sedang atau juga bertubuh kecil tidak bisa/dapat melakukannya, asalkan tolak peluru ini dilakukan dengan teknik yang baik serta juga dilakukan dengan energi besar (soal energi dapat dilatih tanpa harus selalu berhubungan dengan ukuran tubuh), maka hasil tolakan akan juga jauh.
Sejarah Tolak Peluru
Tolak peluru ini merupakan olah raga yang telah/sudah itu sejak zaman Yunani kuno, hanya saja pada waktu tersebut bentuk serta tata cara olahraga ini tentu saja berbeda.
Menurut Homer, pada waktu itu olahraga tolak peluru ini bernama lempar beban (weight trowing).
Hanya saja tak ada catatan sejarah mengenai bentuk atau juga bahkan jenis beban persisnya (yang bisa/dapat ditelusuri dari data sejarah yang ada itu hanyalah lempar batu) yang dipergunakan pada waktu itu.
Namun demikian, olah raga tersebut merupakan salah satu jenis latihan perang yang dilakukan oleh para prajurit Troya yang kemudian dipertandingkan.
Sekali lagi, kompetisi tersebut tidak bisa dilacak jejaknya. Salah satu jejak yang bisa/dapat ditemukan dalam olah raga lempar beban itu adalah kompetisi yang diadakan di Skotlandia pada abad ke 1.
Pada abad ke 16 di Inggris, Raja Henry ke VIII juga menyelenggarakan pertandingan yang serupa, yakni lempar beban serta lempar palu.
Kompetisi pertama yang bentuknya mendekati tolak peluru masa kini ini ialah kompetisi pada era pertengahan yang mana kompetisi yang diselenggarakan oleh kalangan militer ini diikuti oleh para prajurit yang melemparkan bola besi sejauh mungkin dari titik tolak.
Kompetisi tolak peluru yang pertama kali terdokumentasikan ini ialah kompetisi di Skotlandia ialah sebagai salah satu bagian dari The British Amateur Championships pada tahun 1866.
Sejak saat itu olah raga tersebut mulai digemari khususnya di negara-negara Eropa serta menjadi salah satu nomor atletik yang dipertandingkan dalam olimpiade modern pertama di Yunani ditahun 1896.
Gaya Tolak Peluru
Dalam olah raga tolak peluru, terdapat tiga gaya yang pernah digunakan dalam pertandingan, yakni gaya Klasik, Gaya Glide (meluncur) serta juga gaya spin (berputar).
Dari ketiga gaya tersebut, hanya gaya meluncur serta berputar saja yang masih dipergunakan itu sampai saat ini. Berikut penjelasan selengkapnya:
1. Gaya Klasik (samping)
Gaya ini merupakan gaya yang paling tua serta tidak diketahui siapa penemunya.
Gaya ini merupakan suatu gaya tolak peluru yang menggunakan awalan menyamping, yakni atlet menghadap kesamping didalam posisi siap sebelum dia mulai menolak peluru.
Pada gaya tersebut, peluru mula-mula dipegang dengan menggunakan dua tangan, tangan kanan menyangga peluru di atas bahu, serta tangan kiri memegang atau juga menjaga peluru bagian atas.
Namun peluru itunantinya tetap akan dilempar dengan menggunakan satu tangan, yakni tangan kanan.
2. Gaya Glide (meluncur)
Gaya ini pertamakalinya dirilis pada tahun 1951 dan pertamakali dipergunakan oleh Parry O’Brien dari Amerika Serikat.
Berbeda dengan gaya samping, pada gaya ini atlet akan melakukan setengah putaran itudahulu sebelum ia melontarkan peluru.
Pada gaya tersebut, atlet itu akan menghadap ke belakang pada persiapan awalnya, lalu kemudian mendorong tubuhnya ke arah belakang untuk kemudian segera menghadap depan dan melontarkan peluru.
Lemparan terjauh dengan menggunakan gaya ini adalah lemparan milik Ulf Timmermann (Jerman Timur) dengan jarak lempar sejauh 23.06 meter.
3. Gaya Spin (berputar)
Gaya ini pertamakali d rilis pada tahun 1972 oleh Aleksandr Baryshnikov dari Rusia yang berhasil membuat rekor baru untuk nomor putra dengan jarak lempar 22 meter ditahun itu.
Pada gaya tersebut, atlet itu akan melakukan suatu putaran itu 360 derajad sebelum ia melakukan suatu lemparan.
Gaya berputar tersebut diharapkan akan mampu memberikan momentum terbaik dalam melempar peluru itu sejauh-jauhnya.
Gaya ini merupakan gaya yang paling sulit dalam tolak peluru karena atlet tak hanya fokus pada kekuatan tolakan, namun juga harus menguasai teknik berputar dengan baik.
Jika sedikit saja atlet melakukan kesalahan dalam putaran, maka hasilkan akan buruk dan bahkan bisa berujung pada kegagalan.
Atlet terbaik dalam tolak peluru yang memecahkan rekor baru dengan gaya ini adalah Randy Brandes yang berhasil melempar dengan jarak 23.12 meter.
Teknik Tolak Peluru
Teknik terpenting didalam tolak peluru terletak dalam suatu gaya untuk melakukan sebuah tolakan.
Posisi jari di dalam memegang peluru tersebut tidaklah terlalu penting. Peluru tersebut dapat dipegang dengan posisi jari senyaman mungkin agar bisa menahan bola saat tolakan. Sementara itu, diposisi awal peluru tersebut akan stabil sebab selalu menempel pada leher.
Berikut ini uraian teknik mulai dari persiapan awal hingga melakukan tolakan dengan menggunakan dua gaya, yakni gaya glide dan spin:
1. Teknik Tolak Peluru Gaya Glide (meluncur)
Posisi awal pada gaya ini adalah dengan menghadapkan tubuh ke arah belakang membelakangi sektor pendaratan, memegang peluru dengan tangan kanan, lalu menempelkan peluru tersebut dengan leher sehingga kepala menjadi miring ke kanan menyesuaikan posisi peluru.
2. Teknik Tolak Peluru Gaya Spin (berputar)
Gaya ini sangat mirip dengan gaya berputar pada lempar cakram dalam hal melakukan putaran.
Peraturan Tolak Peluru
Dalam olahraga tolak peluru, terdapat beberapa aturan yang tidak boleh dilanggar oleh peserta. Dibawah ini merupakan 9 point peraturan tolak peluru, diantaranya :
Atlet itu boleh memasuki lingkaran tolakan dari arah mana saja. Biasanya para atlet itu memilih untuk masuk lingkaran dari sisi belakang serta juga samping.
Atlet tolak peluru ini hanya memiliki waktu 60 detik untuk menyelesaikan pertandingan setelah namanya itu dipanggil.
Atlet juga tidak diperkenankan menggunakan sarung tangan, namun masih diperbolehkan menggunakan pelindung ruas jari (taping) selama dalam pertandingan.
Atlet itu juga harus menahan peluru dengan menggunakan lehernya selama ia melakukan gerakan untuk tolakan.
Peluru itu harus dilontarkan hanya dengan menggunakan satu tangan dengan posisi yakni lebih tinggi dari bahu.
Atlet juga hanya boleh melakukan gerakan tolakan di dalam lingkaran saja, apabila ia menyentuhkan kakinya sedikit saja di luar batas lingkaran, maka dia akan dinyatakan diskualifikasi.
Peluru itu harus mendarat pada sektor area pendaratan yang disediakan (34.92 dejarad).
Atlet juga harus meninggalkan lingkaran setelah melakukan lemparan hanya dengan melewati sisi lingkaran bagian belakang.
Atlet pun juga hanya boleh meninggalkan lingkaran setelah peluru tersebut mendarat.
Ukuran Lapangan Tolak Peluru
Lapangan tolak peluru ini sangat mirip dengan lapangan lempar cakram, namun dapat dibedakan dari adanya papan batas tolakan yang terdapat pada lingkaran tolak peluru, diantarnaya .
Bentuk utuh dari lapangan tolak peluru ini bisa dilihat pada gambar sementara detail ukuran lapangan dapat dilihat pada gambar tengah sebagaimana akan diperjelas pada poin-poin berikut ini:
- Lapangan tolak peluru itu terbagi menjadi dua (2), yakni sektor pendaratan serta juga lingkaran tolakan.
- Sektor pendaratan itu berupa tanah yang ditandai dengan garis batas (sector line) sekaligus juga garis ukur standard yang berada di tengah area sektor pendaratan. Panjang dari sektor ini minimal 25 meter dan dengan sudut 40 derajad.
- Lingkaran tolakan ini mempunyai diameter 2,235 meter yang dikelilingi dengan ring besi dengan ketebalan 66 mm serta juga tinggi 2 cm yang memiliki fungsi sebagai batas lingkaran. Pada bagian depan lingkaran ini dipasang balok batas tolakan dengan ukuran panjang 1,22 meter setinggi 10 cm dengan ketebalan 11,4 cm.