Gerak Jalan

Gerak Jalan Tradisional menempuh jarak 28 KM dari Markas Besar Komando Djawa (MBKD) Jendral Soedirman Desa Kepurun, Manisrenggo finish di Monumen Juang 45 Joggrangan Klaten.

Juara O2SN SD KALTENG 2015

Hasil O2SN Tingkat SD Cabang Olahraga Tenis Meja Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2005

Juara HUT KORPRI Kapuas

Kejuaraan Tenis Meja dan Sepak Bola Mini dalam Rangka HUT KORPRI Kabupaten Kapuas Tahun 2011

Juara Kelas 9.4

Penerimaan Raport Semester I Tahun Pelajaran 2021/2022

Kejuaraan Tenis Meja Bupati Cup Kapuas

Hasil Kejuaraan Tenis Meja Bupati Cup Kapuas Tahun 2021

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1445 H, Mohon maaf lahir dan batin

Tuesday, October 27, 2020

PTMSI Menggelar Kejuaraan Tenis Meja

 Kuala Kapuas (5/10) Dalam rangka untuk memberikan ajang untuk berkompetisi dan penjaringan bakat atlit tenis meja di kabupaten Kapuas, PTMSI Kapuas menyelenggarakan kejuaraan tingkat Umum dan pelajar yang dilaksanakan di gedung tenis meja MMG Jalan Tambun Bungai Gang III Kapuas. Tanggal 24 - 25 Oktober 2020

H. Ahmad Zahidi, SH, MH dalam sambutan penutupan mengatakan, "Jika keberhasilan yang telah diraih sudah puas maka hanya itu, waktu terus berjalan dan semua berkembang, kalau kamu anggap sekelilingmu adalah sainganmu, kamu mungkin segera disusul oleh mereka. Bergerak maju, sambut dan susun ulang tujuan baru, pencapaian gemilang menantimu di hari depan. Teruslah berlatih dengan giat, semoga menjadi atlit kapuas dan membawa nama harum kabupaten Kapuas pada masa yang akan datang.

Adapun hasil lengkap kejuaraan yang digelar oleh PTMSI Kabupaten Kapuas adalah sebagai berikut:

 

TUNGGAL SMP PUTRA

Juara 1      : AHMAD FIRDAUS                                    (MTs N Kuala Kapuas)

Juara 2      : MUHAMMAD FAKHRI HISYAM            (SMPIT Babussalam)

Juara 3      : ANDI RUHIAN                                           (SMPN 6 Mentangai)

Juara 4      : RAMADANI CAHYADI                            (SMPN 6 Mentangai)

 


TUNGGAL SMP PUTRI

Juara 1      : HANNA RAISA FARRASTI                      (SMPN 3 Selat)

Juara 2      : NAIRA AYESHA FARRASTI                   (SMPN 3 Selat)

Juara 3      : SEPTRIANA FRISKAYENDHA. S           (SMPN 3 Selat)

Juara 4      : SILA FITRIA                                               (MTs N Kuala Kapuas)

 


TUNGGAL SMA PUTRA

Juara 1      : NAUFAL ZAIDAN NAYOTTAMA             (SMAN 1 KUALA KAPUAS)

Juara 2      : JORDI ADITYA ERSAPUTRA                 (SMAN 2 KUALA KAPUAS)

Juara 3      : LUKAS THELIOS RANGIN                      (SMAN 2 KUALA KAPUAS)

Juara 4      : MUHAMMAD ABDUL MUNIR               (SMK 1 MANTANGAI)

 


TUNGGAL UMUM

Juara 1      : AHMAD NURKHOLIS ASSYIFA           

Juara 2      : MARDIYANTO                                         

Juara 3      : VANNIA FARRASTI        

      


GANDA Usia 100+

Juara 1      : FAHRIANTO / AHMAD RIFANI             

Juara 2      : MARDIYANTO / ANANG BERKAT                                           

Juara 3      : HARTONO / H. MUHAMMAD NOOR


Share:

Friday, October 16, 2020

Materi Lari Jarak pendek

 


Lari jarak pendek atau sprint adalah salah satu jenis lari yang dilakukan dengan kekuatan dan kecepatan penuh sepanjang garis lintasan dari start hingga finish dimana pemenangnya ditentukan berdasarkan catatan waktu yang paling singkat. Terdapat tiga jarak lintasan yang dilombakan pada lari jarak pendek, yaitu lari jarak 100 meter, 200 meter dan 400 meter.

Untuk mendapatkan kemenangan, seorang pelari jarak pendek membutuhkan reaksi yang cepat, kecepatan yang baik, lari yang efisien dan ketepatan saat melakukan start, serta berusaha mempertahankan kecepatan dari awal hingga mencapai garis finish (Widodo, 2010).

Berikut ini adalah beberapa pengertian dan definisi lari jarak pendek (sprint) dari beberapa sumber buku:

  • Menurut Mujahir (2007), sprint atau lari jarak pendek adalah perlombaan lari yang semua para pelarinya dengan kecepatan yang sangat penuh dengan menempuh jarak 100 meter, 200 meter, dan 400 meter. 
  • Menurut Syarifudin dan Muhadi (1992:41), lari jarak pendek atau lari cepat (sprint) adalah cara lari dimana atlet harus menempuh seluruh jarak dengan kecepatan semaksimal mungkin. Artinya harus melakukan lari yang secepat-cepatnya dengan mengerahkan seluruh kekuatannya mulai awal (mulai dari start) sampai melewati garis akhir (finish). 
  • Menurut Adisasmita (1992:35), lari jarak pendek atau sprint adalah semua nomor lari yang dilakukan dengan kecepatan penuh (sprint) atau kecepatan maksimal, sepanjang jarak yang ditempuh.
  • Menurut Muhtar (2011:12), lari jarak pendek (sprint) merupakan suatu cara untuk berlari dimana si atlet harus menempuh seluruh jarak dengan kecepatan semaksimal mungkin. Artinya harus melakukan lari yang secepat-cepatnya dengan mengerahkan seluruh kekuatannya mulai awal (start) sampai melewati garis akhir (finish).

Pengetahuan Dasar Lari Jarak Pendek

Sebelum melangkah ke teknik berlari cepat, seorang pelari harus mengetahui pengetahun dasar berlari cepat atau lari jarak pendek. Menurut Bompa (1999), hal-hal dasar yang harus diketahui pelari jarak pendek adalah sebagai berikut:
  1. Tubuh sedikit condong ke depan saat berlari, kedua lengan sedikit fleksi 90 derajat dan diayunkan searah dengan gerakan saat berlari. 
  2. Otot-otot bagian depan dan kedua lengan tetap dalam keadaan rilek.
  3. Tungkai bawah ditolakan dengan kuat sampai lurus, dan pengangkatan pada depan diusahakan sampai posisi sejajar dengan tanah.
  4. Pinggang tetap dalam posisi ketinggian yang sama selama berlari.
  5. Ketika mencapai finish, badan dicondongkan dengan serentak ke depan untuk mengantarkan bagian dada menyentuh pita.

Teknik Start Lari Jarak Pendek

Start adalah suatu persiapan awal seorang pelari sebelum melakukan gerakan berlari. Tujuan utama dari start dalam lari jarak pendek adalah mengoptimalkan pola lari cepat (Purnomo 2007: 23).
Terdapat tiga macam teknik start dalam lari jarak pendek, yaitu sebagai berikut:
  1. Start Pendek (Bunch Start). Kaki kiri di depan dan lutut kaki kanan diletakkan di sebelah kaki kiri sekitar satu kepal. Kedua tangan diletakkan di belakang garis start dengan jari-jari rapat dan ibu jari terpisah. 
  2. Start Menengah (Medium Start). Kaki kiri di depan, lutut kaki kanan diletakkan di sebelah kanan tumit kaki kiri jaraknya sekitar satu kepal. Kedua tangan diletakkan diletakkan di belakang garis start dengan empat jari-jari rapat. Ibu jari terpisah. 
  3. Start Panjang (Long Start). Kaki kiri diletakkan di depan lutut kaki kanan di belakang kaki kiri, jaraknya sekitar satu kepal. Kedua tangan diletakkan di belakang garis start dengan jari-jari rapat dan ibu jari terpisah.
Menurut Bompa (1999), terdapat tiga urutan atau langkah-langkah teknik start lari jarak pendek, yaitu dijelaskan berdasarkan aba-aba sebagai berikut:

a. Aba-aba bersedia

Gerakan Lari Aba-aba Bersedia
Gerakan Lari Aba-aba Bersedia
Setelah starter memberikan aba-aba bersedia, maka pelari akan menempatkan kedua kakinya menyentuh blok depan dan belakang, kemudian lutut kaki belakang diletakkan di tanah, terpisah selebar bahu. Jari-jari tangan membentuk V terbalik dan kepala dalam keadaan datar dengan punggung, sedangkan mata tetap menatap lurus ke bawah.

b. Aba-aba siap

Gerakan Lari Aba-aba Siap
Gerakan Lari Aba-aba Siap
Setelah ada aba-aba siap, posisi badan seorang pelari adalah lutut ditekan ke belakang, lutut kaki depan ada dalam posisi membentuk sudut siku-siku 90 derajat, sedangkan kaki belakang pelari membentuk 120-140 derajat. Dan posisi pinggang sedikit diangkat lebih tinggi dari bahu, tubuh sedikit condong ke depan, serta bahu agak maju ke depan dari dua tangan.

c. Aba-aba Yaak

Gerakan Lari Aba-aba Yaak
Gerakan Lari Aba-aba Yaak

Setelah seorang starter memberikan aba-aba, maka gerakan seorang pelari adalah badan diluruskan dan diangkat pada saat kedua kaki menolak atau menekan keras pada start blok, dan kedua tangan diangkat dari tanah secara bersamaan untuk kemudian diayunkan bergantian. Kaki belakang mendorong lebih kuat, dorongan kaki depan sedikit demi sedikit, namun tidak lama, kaki belakang diayunkan ke depan dengan cepat sedangkan badan condong ke depan, lutut dan pinggang diluruskan penuh pada saat akhir dorongan.


Teknik Lari Jarak Pendek
Menurut Purnomo (2007:33), terdapat dua tahap dalam berlari cepat, yaitu dijelaskan sebagai berikut:

a. Fase Topang

Fase topang bertujuan untuk memperkecil hambatan saat menyentuh tanah dan memaksimalkan dorongan ke depan. Fase topang terdiri dari topang depan dan topang dorong. Adapun tekniknya adalah sebagai berikut:
Fase Topang dalam berlari cepat
Fase Topang dalam berlari cepat
  1. Mendarat pada telapak kaki.
  2. Lutut kaki topang bengkok harus minimal pada saat amortasi.
  3. aki ayun dipercepat, pinggang, sendi lutut dan mata kaki dari kaki topang harus diluruskan kuat-kuat pada saat bertolak. 
  4. Paha kaki ayun naik dengan cepat ke suatu posisi horizontal.

b. Fase layang

Fase layang bertujuan untuk memaksimalkan dorongan ke depan dan untuk mempersiapkan suatu penempatan kaki yang efektif saat menyentuh tanah. Adapun tekniknya adalah sebagai berikut:
Fase Layang dalam berlari cepat
Fase Layang dalam berlari cepat
  1. Lutut kaki ayun bergerak ke depan dan ke atas.
  2. Lutut kaki topang bengkok dalam fase pemulihan, ayunan lengan aktif namun rilek. 
  3. Kaki topang bergerak ke belakang.

Teknik Melewati Garis Finish

Pelari dikatakan sudah mencapai garis finish, apabila bagian-bagian tubuhnya sudah dalam bidang vertikal dari sisi terdekat garis finish, sesuai dengan peraturan dan garis yang telah disediakan. Bagian tubuh yang dimaksud adalah kepala, leher, lengan dan kaki.

Menurut Muhtar (2011:14), terdapat tiga teknik pada saat melewati garis finish pada lari jarak pendek, yaitu:
  1. Menjatuhkan dada ke depan.
  2. Menjatuhkan salah satu bahu ke depan.
  3. Lari secepat-cepatnya sampai beberapa meter melewati garis finish.
Gerakan lari saat memasuki garis finish
Gerakan lari saat memasuki garis finish
Teknik yang sering dilakukan adalah dengan menjatuhkan dada ke depan apabila ada beberapa pelari yang bersamaan melewati garis finish, maka pelari yang anggota tubuhnya menyentuh pita terlebih dahulu merupakan pemenangnya.

Peraturan Perlombaan Lari Jarak Pendek

Peraturan perlombaan lari jarak pendek diatur dan ditetapkan oleh induk organisasi atletik internasional IAAF (International Amateur Atloetik Federation) atau tingkat nasional PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia).

a. Peraturan Perlombaan

  1. Garis start dan finish dalam lintasan lari ditunjukkan dengan sebuah garis selebar 5 cm siku-siku dengan batas tepi dalam lintasan. Jarak perlombaan harus diukur dari tepi garis start ke tepi garis fnish terdekat dengan garis start.
  2. Aba-aba yang digunakan dalam lomba lari jarak pendek adalah "bersedia", "siap" dan "ya" atau bunyi pistol. 
  3. Semua peserta lomba lari mulai berlari pada saat aba-aba "ya" atau bunyi pistol yang ditembakkan ke udara.
  4. Peserta yang membuat kesalahan pada saat start harus diperingatkan (maksimal 3 kali kesalahan).
  5. Lomba lari jarak pendek pada perlombaan besar dilakukan empat tahap, yaitu babak pertama, babak kedua, babak semi final, dan babak final. 
  6. Babak pertama akan diadakan apabila jumlah peserta banyak, pemenang I dan II tiap heat berhak maju ke babak berikutnya.

b. Diskualifikasi atau Hal-hal yang Dianggap Tidak Sah

Hal-hal yang dianggap tidak sah dalam lari jarak pendek yaitu:
  1. Melakukan kesalahan start lebih dari tiga kali.
  2. Memasuki lintasan pelari lain.
  3. Mengganggu pelari lain. 
  4. Keluar dari lintasan. 
  5. Terbukti memakai obat perangsang.

c. Sarana dan Peralatan Lari Jarak Pendek

  1. Lintasan. Perlombaan lari jarak pendek dilakukan di lapangan yang dibuat lintasan atau ban. Lintasan atau ban perlombaan jumlahnya ada delapan buah. Lebar setiap lintasan berukuran 1,22 meter. 
  2. Peralatan. Alat yang digunakan dalam perlombaan lari jarak pendek, misalnya sepatu spikes, start block, tiang finish, stopwatch, dan bendera start atau pistol.


Share:

Materi Tolak Peluru

 Pengertian Tolak Peluru

 

Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga melempar dalam atletik yang mana sang atlet ini akan melemparkan sebuah bola besi sejauh mungkin dari titik lempar menuju titik pendaratan dengan menggunakan teknik tertentu serta juga aturan main yang sudah ditetapkan.

Olahraga tolak peluru bisa/dapat dilakukan di lapangan indoor ataupun outdoor.

Sebagai salah satu (1) olah raga cabang lempar, tolak peluru ini merupakan satu-satunya yang dapat dilakukan di lapangan indoor disebabkan tidak seperti lempar cakram misalnya, tolak peluru ini tak membutuhkan area pendaratan peluru yang luas, karena sejauh ini belum ada satupun atlet yang sanggup melempar hingga melebihi jarak 25 meter.

Tolak peluru ini merupakan salah satu olah raga berat yang tidak bisa/dapat dilakukan sembarangan, meski olah raga ini terkesan sepele, yaitu hanya melakukan tolakan bola besi serta juga selesai.

Rata-rata para juara dunia baik untuk kelas laki-laki atau juga perempuan, mempunyai postur tubuh yang besar serta memiliki energi kuat untuk melakukan tolakan meski banyak juga atlet tolak peluru yang mempunyai postur tubuh sedang.

Faktor  Tolak Peluru

Faktor penentu didalam tolak peluru secara umum terdapat 2, yakni teknik serta postur tubuh atlet.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa atlet yang berbadan besar cenderung mempunyai atau memiliki sebuah energi besar serta juga cocok untuk olah raga ini, namun bukan berarti atlet bertubuh sedang atau juga bertubuh kecil tidak bisa/dapat melakukannya, asalkan tolak peluru ini dilakukan dengan teknik yang baik serta juga dilakukan dengan energi besar (soal energi dapat dilatih tanpa harus selalu berhubungan dengan ukuran tubuh), maka hasil tolakan akan juga jauh.

Sejarah Tolak Peluru

Tolak peluru ini merupakan olah raga yang telah/sudah itu sejak zaman Yunani kuno, hanya saja pada waktu tersebut bentuk serta tata cara olahraga ini tentu saja berbeda.

Menurut Homer, pada waktu itu olahraga tolak peluru ini bernama lempar beban (weight trowing).

Hanya saja tak ada catatan sejarah mengenai bentuk atau juga bahkan jenis beban persisnya (yang bisa/dapat ditelusuri dari data sejarah yang ada itu hanyalah lempar batu) yang dipergunakan pada waktu itu.

Namun demikian, olah raga tersebut merupakan salah satu jenis latihan perang yang dilakukan oleh para prajurit Troya yang kemudian dipertandingkan.

 

Sekali lagi, kompetisi tersebut tidak bisa dilacak jejaknya. Salah satu jejak yang bisa/dapat ditemukan dalam olah raga lempar beban itu adalah kompetisi yang diadakan di Skotlandia pada abad ke 1.

Pada abad ke 16 di Inggris, Raja Henry ke VIII juga menyelenggarakan pertandingan yang serupa, yakni lempar beban serta lempar palu.

Kompetisi pertama yang bentuknya mendekati tolak peluru masa kini ini ialah kompetisi pada era pertengahan yang mana kompetisi yang diselenggarakan oleh kalangan militer ini diikuti oleh para prajurit yang melemparkan bola besi sejauh mungkin dari titik tolak.

Kompetisi tolak peluru yang pertama kali terdokumentasikan ini ialah kompetisi di Skotlandia ialah sebagai salah satu bagian dari The British Amateur Championships pada tahun 1866.

Sejak saat itu olah raga tersebut mulai digemari khususnya di negara-negara Eropa serta menjadi salah satu nomor atletik yang dipertandingkan dalam olimpiade modern pertama di Yunani ditahun 1896.

Gaya Tolak Peluru

Dalam olah raga tolak peluru, terdapat tiga gaya yang pernah digunakan dalam pertandingan, yakni gaya Klasik, Gaya Glide (meluncur) serta juga gaya spin (berputar).

Dari ketiga gaya tersebut, hanya gaya meluncur serta berputar saja yang masih dipergunakan itu sampai saat ini. Berikut penjelasan selengkapnya:

1. Gaya Klasik (samping)

Gaya ini merupakan gaya yang paling tua serta tidak diketahui siapa penemunya.

Gaya ini merupakan suatu gaya tolak peluru yang menggunakan awalan menyamping, yakni atlet menghadap kesamping didalam posisi siap sebelum dia mulai menolak peluru.

Pada gaya tersebut, peluru mula-mula dipegang dengan menggunakan dua tangan, tangan kanan menyangga peluru di atas bahu, serta tangan kiri memegang atau juga menjaga peluru bagian atas.

Namun peluru itunantinya tetap akan dilempar dengan menggunakan satu tangan, yakni tangan kanan.

2. Gaya Glide (meluncur)

Gaya ini pertamakalinya dirilis pada tahun 1951 dan pertamakali dipergunakan oleh Parry O’Brien dari Amerika Serikat.

Berbeda dengan gaya samping, pada gaya ini atlet akan melakukan setengah putaran itudahulu sebelum ia melontarkan peluru.

Pada gaya tersebut, atlet itu akan menghadap ke belakang pada persiapan awalnya, lalu kemudian mendorong tubuhnya ke arah belakang untuk kemudian segera menghadap depan dan melontarkan peluru.

Lemparan terjauh dengan menggunakan gaya ini adalah lemparan milik Ulf Timmermann (Jerman Timur) dengan jarak lempar sejauh 23.06 meter.

3. Gaya Spin (berputar)

Gaya ini pertamakali d rilis pada tahun 1972 oleh Aleksandr Baryshnikov dari Rusia yang berhasil membuat rekor baru untuk nomor putra dengan jarak lempar 22 meter ditahun itu.

Pada gaya tersebut, atlet itu akan melakukan suatu putaran itu 360 derajad sebelum ia melakukan suatu lemparan.

Gaya berputar tersebut diharapkan akan mampu memberikan momentum terbaik dalam melempar peluru itu sejauh-jauhnya.

Gaya ini merupakan gaya yang paling sulit dalam tolak peluru karena atlet tak hanya fokus pada kekuatan tolakan, namun juga harus menguasai teknik berputar dengan baik.

Jika sedikit saja atlet melakukan kesalahan dalam putaran, maka hasilkan akan buruk dan bahkan bisa berujung pada kegagalan.

Atlet terbaik dalam tolak peluru yang memecahkan rekor baru dengan gaya ini adalah Randy Brandes yang berhasil melempar dengan jarak 23.12 meter.

Teknik Tolak Peluru

Teknik terpenting didalam tolak peluru terletak dalam suatu gaya untuk melakukan sebuah tolakan.

Posisi jari di dalam memegang peluru tersebut tidaklah terlalu penting. Peluru tersebut dapat dipegang dengan posisi jari senyaman mungkin agar bisa menahan bola saat tolakan. Sementara itu, diposisi awal peluru tersebut akan stabil sebab selalu menempel pada leher.

Berikut ini uraian teknik mulai dari persiapan awal hingga melakukan tolakan dengan menggunakan dua gaya, yakni gaya glide dan spin:

1. Teknik Tolak Peluru Gaya Glide (meluncur)

Posisi awal pada gaya ini adalah dengan menghadapkan tubuh ke arah belakang membelakangi sektor pendaratan, memegang peluru dengan tangan kanan, lalu menempelkan peluru tersebut dengan leher sehingga kepala menjadi miring ke kanan menyesuaikan posisi peluru.

2. Teknik Tolak Peluru Gaya Spin (berputar)

Gaya ini sangat mirip dengan gaya berputar pada lempar cakram dalam hal melakukan putaran.

Peraturan Tolak Peluru

Dalam olahraga tolak peluru, terdapat beberapa aturan yang tidak boleh dilanggar oleh peserta. Dibawah ini merupakan 9 point peraturan tolak peluru, diantaranya :

Atlet itu boleh memasuki lingkaran tolakan dari arah mana saja. Biasanya para atlet itu memilih untuk masuk lingkaran dari sisi belakang serta juga samping.

Atlet tolak peluru ini hanya memiliki waktu 60 detik untuk menyelesaikan pertandingan setelah namanya itu dipanggil.

Atlet juga tidak diperkenankan menggunakan sarung tangan, namun masih diperbolehkan menggunakan pelindung ruas jari (taping) selama dalam pertandingan.

Atlet itu juga harus menahan peluru dengan menggunakan lehernya selama ia melakukan gerakan untuk tolakan.

Peluru itu harus dilontarkan hanya dengan menggunakan satu tangan dengan posisi yakni lebih tinggi dari bahu.

Atlet juga hanya boleh melakukan gerakan tolakan di dalam lingkaran saja, apabila ia menyentuhkan kakinya sedikit saja di luar batas lingkaran, maka dia akan dinyatakan diskualifikasi.

Peluru itu harus mendarat pada sektor area pendaratan yang disediakan (34.92 dejarad).

Atlet juga harus meninggalkan lingkaran setelah melakukan lemparan hanya dengan melewati sisi lingkaran bagian belakang.

Atlet pun juga hanya boleh meninggalkan lingkaran setelah peluru tersebut mendarat.

Ukuran Lapangan Tolak Peluru



Lapangan tolak peluru ini sangat mirip dengan lapangan lempar cakram, namun dapat dibedakan dari adanya papan batas tolakan yang terdapat pada lingkaran tolak peluru, diantarnaya .

Bentuk utuh dari lapangan tolak peluru ini bisa dilihat pada gambar  sementara detail ukuran lapangan dapat dilihat pada gambar tengah sebagaimana akan diperjelas pada poin-poin berikut ini:

  • Lapangan tolak peluru itu terbagi menjadi dua (2), yakni sektor pendaratan serta juga lingkaran tolakan.
  • Sektor pendaratan itu berupa tanah yang ditandai dengan garis batas (sector line) sekaligus juga garis ukur standard yang berada di tengah area sektor pendaratan. Panjang dari sektor ini minimal 25 meter dan dengan sudut 40 derajad.
  • Lingkaran tolakan ini mempunyai diameter 2,235 meter yang dikelilingi dengan ring besi dengan ketebalan 66 mm serta juga tinggi 2 cm yang memiliki fungsi sebagai batas lingkaran. Pada bagian depan lingkaran ini dipasang balok batas tolakan dengan ukuran panjang 1,22 meter setinggi 10 cm dengan ketebalan 11,4 cm.

 


Share:

Materi Lompat Jauh

Pengertian Lompat Jauh

Lompat jauh adalah salah satu cabang olah raga atletik dimana seorang pelompat atau jumper harus memiliki beberapa keterampilan khusus untuk mengolah kecepatan, kekuatan, dan kecermatan untuk berlari dari titik start, melakukan tolakan atau lompatan sekuat mungkin dari titik lompat, melayang diudara dan melakukan pendaratan sejauh-jauhnya dalam bak pasir tanpa melakukan kesalahan.

Olahraga ini merupakan jenis olahraga yang mudah secara teori namun sulit jika dipraktikkan, karena dalam hal ini kecermatan dan perhitungan seorang jumper menjadi hal yang sangat penting selain kekuatan yang harus ia miliki.

Seorang jumper harus bisa memperhitungkan langkah ketika berlari, memperhitungkan kecepatan dan memperhitungkan kapan ia harus melakukan lompatan tanpa harus melewati batas titik lompatan.

Tak hanya itu, ia juga harus bisa mendarat dengan kedua kakinya tanpa harus menjatuhkan badannya kebelakang karena jika itu terjadi maka jarak lompatan akan dihitung berdasarkan bagian tubuh yang menyentuh pasir dalam bak pasir.

Gaya dalam Lompat Jauh

Lompat jauh memiliki beberapa jenis gaya, dan masing-masing gaya ini memiliki tingkat kesulitannya tersendiri.

Gaya dalam hal ini dilakukan oleh seorang jumper untuk mencapai jarak lompat terjauh yang mampu ia capai.

Namun demikian, bukan berarti salah satu gaya bisa dipastikan bisa menghasilkan jarak lompat terbaik atau menjadi gaya yang terbaik dalam lompat jauh.

Setiap jumper memiliki gayanya tersendiri dan yang menentukan jauh tidaknya jarak lompatan bukanlah gaya tersebut, melainkan jumper itu sendiri. Berikut ini beberapa gaya dalam lompat jauh.

1. Lompat Jauh Gaya Jongkok

lompat jauh gaya jongkok


Gaya jongkok dalam lompat jauh merupakan gaya yang paling tua diantara gaya yang lain. Gaya ini paling mudah dilakukan dan menjadi gaya dasar yang harus dikuasai oleh jumper.

Biasanya, para pemula selalu menggunakan gaya ini untuk latihan

Lompatan dalam gaya jongkok mengkondisikan kedua kaki pelompat dalam keadaan tertekuk di depan dengan badan condong ke arah depan dan kedua lengan terlentang di belakang.

Jumper yang melompat dengan gaya ini akan jatuh dengan menggunakan tumpuan kedua kaki pada posisi berjongkok terlebih dahulu sebelum kemudian ia berdiri atau memilih untuk lanjut tersungkur ke arah depan.

2. Lompat Jauh Gaya Melayang

lompat jauh gaya melayang






Berbeda dengan gaya jongkok, gaya melayang memungkinkan jumper untuk menekuk kedua kakinya ke arah belakang, mencondongkan tubuhnya ke depan, dan menahan kedua tangannya lurus ke belakang selama ia melayang di udara setelah pada waktu melakukan lompatan.

Tujuan dari gaya ini adalah agar jumper bisa melayang selama mungkin di udara sebelum melakukan pendaratan.

Tentunya ketika jumper melayang dalam waktu yang lebih lama, ia bisa menyesuaikan dan lebih menyadari tubuhnya untuk melakukan pendaratan sempurna dengan jarak terjauh yang bisa ia tempuh.

Pendaratan pada gaya melayang ini sama dengan gaya jongkok, yakni mendarat dengan tumpuan kedua kaki dengan posisi jongkok pada saat jatuh untuk kemudian berdiri atau melepaskan tubuhnya untuk jatuh tersungkur ke depan.

3. Lompat Jauh Gaya Berjalan Di Udara

lompat jauh gaya berjalan di udara






Gaya berjalan diudara jika berhasil dilakukan dengan baik maka jumper akan mendapatkan lompatan dengan jarak yang jauh karena ayunan kaki ketika tubuh sedang melayang diudara akan sangat berpengaruh untuk menambah jarak lompatan.

Teknik ini dilakukan ketika seorang jumper telah melakukan tolakan, selanjutnya ia akan mengayunkan kakinya seperti orang berjalan diudara.

Salah satu syarat keberhasilan teknik ini adalah seorang jumper harus mampu menghasilkan lompatan yang tinggi sehingga memungkinkan kakinya untuk melakukan ayunan dan menambah jarak lompatan.

Jika lompatan yang dihasilkan tidak terlalu tinggi dan pelompat memaksakan diri melakukan ayunan kaki maka hasilnya akan berbanding terbalik, yakni tubuh akan cepat jatuh ke tanah dengan jarak yang pendek.

Teknik Dasar Lompat Jauh

Teknik dasar dari lompat jauh ada tiga, yakni melakukan awalan dengan cara berlari, melakukan tolakan atau lompatan, dan melakukan pendaratan.

Start yang harus digunakan pelompat adalah start berdiri yang tidak seketat start dalam atletik lari karena pada awalan lari seorang jumper biasanya menggunakan kecepatan rendah dan akan menambah kecepatannya secara konstan menuju kecepatan maksimal ketika pelari mulai mendekati papan titik lompat.

Hal yang paling sulit dilakukan adalah ketika seorang jumper sudah mendekati papan titik lompat karena ia harus berlari dengan kecepatan tinggi agar bisa menghasilkan lompatan yang jauh dan pada waktu bersamaan ia tak boleh melewati batas titik lompat sedikitpun, yakni tepi papan bagian ujung depan.

Pelompat harus melompat tepat pada papan titik lompat atau sebelum papan tersebut.

Pendaratan harus dengan menggunakan kaki terlebih dahulu sebelum seluruh tubuhnya ikut jatuh ke pasir.

Hal ini juga merupakan teknik yang sulit mengingat tak jarang seorang pemula biasanya jutru setelah mendarat dengan kakinya selanjutnya ia menjatuhkan pantat dan tubuhnya ke belakang sementara jarak lompatan dihitung berdasarkan pasir bagian paling belakang yang tersentuh anggota tubuh apapun.

Uraian lebih mendetail mengenai teknik lompat jauh akan dibahas pada bagian berikut ini.

Teknik Lompat Jauh

Berikut ini merupakan 4 teknik dalam olahraga lompat jauh:

1. Awalan

Lintasan menuju titik tolakan dengan menggunakan standar internasional adalah 40 meter dan lintasan ini merupakan jalur awalan yang harus dilalui oleh jumper sebelum ia melakukan tolakan.

Sebagaimana telah sedikit disinggung pada bagian sebelumnya, pelari bisa menggunakan start berdiri untuk melakukan awalan lari.

Kecepatan awal lari ini umumnya lambat dan perlahan menjadi cepat seiring ketika jumper mendekati titik tolak untuk melompat.

Awalan ini merupakan penentuan untuk memperkirakan jarak dimana ia harus tahu kapan akan berlari dengan kecepatan penuh dan kapan ia harus melompat.

2. Tolakan / Lompatan

Tolakan atau lompatan biasanya menggunakan salah satu kaki yang paling kuat.

Hal ini merupakan hal sulit karena jika salah perhitungan, pelompat justru melakukan tolakan dengan kaki yang lemah karena dalam kecepatan tinggi sulit untuk memperhitungkan kaki mana yang sampai duluan di papan tolakan.

Untuk mengantisipasi hal ini, seorang jumper harus membiasakan untuk menggunakan kaki manapun untuk melompat.

Oleh karena itu, kedua kaki jumper harus sama-sama kuat sehingga ia tak akan ragu lagi untuk berlari dengan kecepatan tinggi dan melakukan lompatan.

3. Posisi Tubuh Saat Di Udara

Posisi tubuh di udara ada tiga jenis dan dalam hal ini termasuk gaya dalam lompat jauh seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, yakni posisi jongkok, posisi melayang, dan posisi berjalan di udara.

Yang menjadi catatan penting ketika posisi tubuh berada di udara adalah jumper harus benar-benar sadar dan tak kehilangan kendali atas tubuhnya.

Jumper pemula biasanya akan kehilangan momen kesadaran ketika tubuh telah melompat sehingga ia hanya melayang dan menunggu jatuh.

Padahal, ketika tubuh berada diudara merupakan momen penting untuk menentukan titik jatuh dan gaya apa yang harus dilakukan.

4. Pendaratan

Pendaratan yang benar adalah mendarat dengan tumpuan kedua kaki sehingga tubuh tak hanya minim resiko akan cidera, namun juga memiliki keseimbangan yang baik saat telah mendarat sehingga tidak jatuh kebelakang.

Lapangan Lompat Jauh


Lapangan lompat jauh terdiri dari tiga bagian, yakni:

1. Lintasan Untuk Awalan

Lintasan untuk lari ini memiliki ukuran standard panjang 40 meter sebelum papan tolakan.

Lebar lintasan hanya berkisar kurang lebih 1,22-1,25 meter dan tepi-tepinya diberi tanda berupa cat warna putih agar pelari tak melampaui jalur lintasan lari.

2. Papan Tolakan

Papan tolakan ini terbuat dari kayu atau bahan lainnya yang di tanam sebelum bak pasir.

Jarak antara batas depan papan dengan tepi bak adalah 1 meter. Ukuran papan ini adalah 1,22 meter untuk panjangnya, 20 cm untuk lebarnya, dan 10 cm untuk ketebalannya. Papan ini diberi warna putih agar mudah terlihat.

3. Bak Pasir

Bak pasir ini merupakan sebuah kolam persegi panjang dengan ukuran panjang kali lebar 9 x 2,75 meter.

Bak ini terisi pasir hingga penuh dan dipasang beberapa peralatan tertentu untuk meratakan kembali pasir setelah dipergunakan oleh seorang jumper untuk mendarat sehingga setiap jumper selalu akan mendarat di pasir dengan permukaan yang rata agar mudah dan akurat ketika diukur jarak lompatannya.

Peraturan Lompat Jauh

Seorang jumper dinyatakan gagal dalam pertandingan jika ia melanggar salah satu atau lebih 3 peraturan lompat jauh berikut ini:

  1. Pada saat tolakan, kakinya melebihi batas titik tolak sehingga lompatan dinyatakan tidak sah. Peraturan dalam lompat jauh tak memperbolehkan sedikitpun ujung kaki melebihi batas titik tolak ketika melakukan lompatan.
  2. Pada saat melayang diudara, seorang jumper menggunakan gaya salto. Gaya ini sangat mungkin dilakukan dan akan menambah jarak lompatan secara signifikan. Namun hal ini dinyatakan sebagai diskualifikasi.
  3. Jumper menyentuh bagian tepi bak atau bagian luar bak saat melakukan pendaratan. Dengan kata lain, jumper tidak mendarat di arena yang disediakan.

Atletik Lompat Jauh

Ada tiga jenis atletik lompat, yakni lompat tinggi, lompat galah dan lompat jauh.Masing-masing jenis atletik lompat ini memiliki tata cara dan lapangannya masing-masing. Dalam atletik lompat jauh yang diperlombakan, ada tiga jenis gaya yang diperbolehkan, yakni gaya jongkok, gaya melayang dan gaya berjalan di udara.

Masing-masing gaya ini memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda.

Umumnya, jumper terlatih akan mempelajari ketiga gaya tersebut, namun pada akhirnya ia akan cenderung menggunakan salah satu gaya yang paling pas dan paling ia kuasai agar bisa menghasilkan jarak lompatan yang jauh.

Atletik lompat jauh ini merupakan salah satu cabang olah raga tertua yang telah dipertandingkan pada era Yunani kuno.

Olah raga ini, konon, memiliki asal muasal dari latihan para prajurit yang akan berlaga di medan perang.

Kenapa para prajurit harus latihan melompat?

Tentu selain sebagai bekal ketrampilan bela diri, sangat penting waktu itu bagi seorang prajurit untuk bisa melompat dengan lompatan yang jauh untuk melakukan perjalanan perang di medan yang terjal dan curam yang tak jarang mereka harus menyeberangi sungai dan melompati tebing jurang.

Jenis-jenis latihan dasar para prajurit kuno itulah yang menjadi cikal bakal lahirnya cabang olah raga atletik.

Atlet Lompat Jauh

Tak banyak atlet lompat jauh Indonesia yang berprestasi internasional. Namun setidaknya satu nama ini berhasil masuk kualifikasi olimpiade, yakni Maria Natalia Londa seorang perempuan asal Bali.

Sayangnya, pada saat ia sedang dalam training untuk olimpiade di negara tersebut, karena faktor cuaca dan iklim yang berbeda dengan di Indonesia, ia jatuh sakit dan hal itu menurunkan penampilannya saat pertandingan olimpiade.

Dalam kancah internasional, seiring dengan pergantian zaman, teknik, rekor dan jawara selalu berganti. Rekor demi rekor diperbaharui.

Seorang Atlet Amerika Jesse Owens merupakan salah satu atlet yang terlama memegang rekor terjauh sejak tahun 1935-1960. Rekor tersebut akhirnya dikalahkan oleh Ralp Boston pada tahun 1960 dan tumbang oleh lompatan Bob Beamon, atlet kedua yang terlama mempertahankan rekor lompatan yakni 8,90 meter sejak tahun 1968-1991.

Rekor tersebut akhirnya dipatahkan oleh Mike Powell di olimpiade Tokyo pada 30 Agustus 1991 dengan jarak baru 8,95 m.

Sementara itu, atlet perempuan dunia yang menjadi legenda adalah seorang jumper asal Rusia yang bernama Galina Chistiyakova.

Ia pernah membuat rekor fantastis untuk nomor lompat jauh perempuan dengan lompatan sejauh 7,52 meter di olimpiade Leningrad pada tahun 1988.

Materi Lompat Jauh

Dalam susunan materi lompat jauh secara general, beberapa poin diantaranya telah dibahas pada bagian sebelumnya, yakni pengertian lompat jauh, gaya lompat jauh, teknik dasar lompat jauh, teknik lompat jauh, lapangan lompat jauh, peraturan lompat jauh, atletik lompat jauh, dan atlet lompat jauh. Sehingga, untuk melengkapinya dalam bagian ini akan dibahas beberapa poin lain, yakni:

1. Faktor-Faktor Penting Untuk Menghasilkan Jarak Lompatan

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil dari jarak lompatan, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Kecepatan

Ancang-ancang dalam lompat jauh umumnya dimulai dengan kecepatan rendah menuju tinggi sebelum dua langkah terakhir menuju balok tolakan.

Kecepatan ini menjadi modal penting untuk melakukan lompatan dan menghasilkan momentum yang kuat sehingga jarak yang dicapai bisa optimal. Itulah kenapa menjelang balok tolakan, kecepatan lari harus ditingkatkan.

b. Kekuatan

Kekuatan merupakan salah satu syarat mutlak yang harus dimiliki atlet karena tanpa adanya kekuatan tubuh yang bagus dan terlatih, maka mustahil baginya untuk bisa mengikuti pertandingan dengan baik.

Kekuatan ini tentu berbeda dengan stamina. Dalam hal ini, kekuatan terbentuk karena proses latihan berkala hingga kekuatan tubuh mencapai batas maksimum pada tahap tertentu sementara stamina diperoleh melalui asupan makanan, minuman dan oksigen.



Share:

Arsip


Visitor

Followers