Dirgahayu Republik Indonesia

Saturday, October 16, 2010

Harus Selamatkan Atlet







KEDIRI- Rencana KONI Kota Kediri menyelamatkan petenis meja Kediri pasca penutupan PTM Surya dengan memindahkan home base latihan ke SMAN 8 Kediri didukung legenda hidup tenis meja Sinyo Supit. "Saya setuju sekali jika atlet-atlet tenis meja itu diselamatkan," ujarnya saat dihubungi lewat ponselnya (16/10).

Sinyo mengatakan dengan adanya tempat latihan baru maka kemampuan petenis meja tidak akan hilang. Sehingga saat daerah membutuhkan tenaga mereka tampil di kejuaraan atau turnamen yang membawa nama Kota Tahu maka mereka masih bisa diandalkan. "Sayang sekali jika Kediri yang sudah terkenal dengan tenis meja menjadi lenyap karena PTM Surya tutup," ujarnya.

Salah satu perintis bedirinya Sanjaya (PTM Surya sekarang, red) ini mengatakan sebenarnya jika tenis meja dikelola dengan baik maka hasilnya juga cukup lumayan. Karena selain bisa mengharumkan daerah dengan menjadi juara di level nasional dan internasional, juga bisa mendatangkan pendapatan. "Atlet-atlet luar daerah yang ingin belajar kan membayar," ujarnya.

Sinyo mengatakan hal ini sebenarnya sudah dilakukan PTM Surya. Anak-anak luar daerah yang tergabung dengan Nusantara diwajibkan membayar untuk biaya makan, latihan dan tur ke luar daerah untuk pertandingan. Mereka dikenakan SPP bulanan di PTM Surya. Dan, petenis meja itu tidak merasa keberatan. Bahkan, jumlahnya mencapai puluhan orang.

Lalu bagaimana dengan biaya operasional yang kabarnya bisa mencapai Rp 3 miliar per tahunnya? Sinyo mengatakan sebenarnya jika pengelolaan tenis meja dilakukan dengan efisien maka pengeluarannya tidak akan terlalu banyak. "Pengeluaran banyak itu jika kita banyak pergi ke luar daerah atau negeri," ujarnya.

Ayah dari petenis meja nasional Ficky Supit ini mengatakan bertanding ke luar daerah dan negeri itu memang perlu untuk menambah jam terbang petenis meja dan menghilangkan kebosanan dalam berlatih. Namun, karena di Indonesia itu klub tenis meja belum bisa dijadikan profesional, maka sebagai pengelola klub harus pilih-pilih turnamen. "Jangan semua turnamen diikuti sehingga pengeluaran akan besar," ujarnya.

Lalu bagaimana dengan pelatihnya? Sinyo mengatakan untuk menghemat pengeluaran maka penggunaan pelatih asing harus dihindari. Sebab, gaji pelatih asing otomatis akan lebih besar dibandingkan dengan pelatih lokal. "Saya rasa pelatih di Kediri itu banyak dan bagus-bagus," ujarnya.

Bahkan, Sinyo sendiri berencana kembali ke Kediri untuk mengembangkan tenis meja. "Saya sebenarnya ingin mendirikan klub di Kediri. Sayang sampai sekarang ini belum memiliki tempat dan penyandang dananya," ujarnya.

Sementara itu sekretaris KONI Kota Kediri Mukono mengatakan pihaknya akan memberikan surat tertulis ke SMAN 8 Kediri untuk peminjaman aula SMAN 8 sebagai tempat latihan atlet Porprov Kediri. "Kami akan berikan biaya perawatan sebagai timbal baliknya," ujarnya.

Karena kebutuhan tempat latihan ini sangat mendesak, Mukono mengharapkan SMAN 8 Kediri mau meminjamkan aulanya untuk latihan. "Sebelum mengirimkan surat resmi. Kami akan berbicara dulu secara lisan dengan Bapak Marjuki, Kepala SMAN 8," ujarnya.

Sayang, Marjuki yang dihubungi lewat ponselnya kemarin belum bisa dimintai komentar terkait hal ini. Karena handphonenya tidak aktif. (tyo)

Sumber : http://www.jawapos.co.id






Share:

0 comments:

Post a Comment

Arsip


Visitor

Followers