Atletik
berasal dari bahasa Yunani, athlos yang berarti perlombaan, pertandingan, atau sutau perjuangan. orang yang
melakukan atletik disebut athela (atlet). Atletika sering
disebut sebagai induk dari semua cabang olahraga, karena gerakan tubuh pada
olahraga atletik, yang meliputi gerakan bagi semua cabang olahraga. Atletik
merupakan sarana pendidikan jasmani dalam upaya meningkatkan daya tahan,
kekuatan, kecepatan dan kelincahan.
Sejarah Atletik
Yunani adalah bangsa pertama yang menyelenggarakan perlombaan olahraga atletik. Pada waktu itu cabang olahraga ateletik dikenal dengan istilah pentathlon atau pancalomba dan decathlon atau dasa lomba. Pada buku Odysus karya dari Hemerun, dijelaskan tentang petualangan Odysius saat berkunjung ke kepulauan di sebelah selatan Yunani disambut oleh kepala suku dengan mengadakan upacara penyambutan. Di acara tersebut ada beberapa lomba yang diperlombakan, sperti lompat, lari, lempar cakram, gulat, dan tinju. Adapun pada tahun 776 SM, bangsa Yunani mengadakan Olympiade. Dalam lomba tersebut pemenangnya adalah yang menjadi juara Pentathlon.
Organisasi olahraga atletik internasional terbentuk pada 17 Juli 1912 di Stockholm, Swedia. Pembentukan tersebut bersamaan dengan Olimpiade ke-5. Organisasi tersebut bernama InternationalAmateur Athletic Federation atau disingkat dengan IAAF. Sejarah atletik di Indonesia mulai terbentuk pada tanggal 3 September 1950. Pada tahun tersebut Indonesia mendirikan Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI)
1. Sejarah Jalan Cepat
Jalan cepat adalah suatu nomor atletik yang harus
dilakukan dengan segala kesungguhan. Pertama kali diadakan pada tahun 1912
jalan cepat 10 km diselenggarakan pada lintasan sebagai salah satu nomor
olimpiade tahun 1976 tercantum nomor jalan cepat 20 km, yang sejak 1956
dipertandingkan dalam olimpiade. Tetapi pada olimpiade tahun 1980 di
Mokswa, jalan cepat 50 km dicantumkan lagi dalam nomor
perlombaan. pada tahun-tahun terakhir ini perlombaan jalan cepat mulai
banyak penggemarnya dan dibicarakan. Dalam olimpiade modern perlombaan
jalan cepat 20 km, dan 50 km telah lama menjadi nomor yang selalu
diperlombakan. Di Indonesia perlombaan jalan cepat sebagai nomor yang
diperlombakan pada kejuaraan nasional atletik tahun 1978. Jarak yang
diperlombakan ialah untuk wanita: 5 km dan 10 km, dan untuk pria: 10 km
dan 20 km.
2. Perbedaan antara Jalan Cepat dan Lari
Secara awam gerakan jalan dengan lari tidak ada perbedaan yang
berarti. Baik jalan maupun lari adalah gerakan memindahkan badan ke depan
dengan langkah-langkah kaki. Perbedaan jalan cepat dan lari adalah
sebagai berikut.
§ Jalan cepat : pada gerakan jalan cepat
selalu ada kaki yang kontak dengan tanah. Artinya, setiap saat salah satu
kaki selalu kontak tanah.
§ Lari : Dalam gerakan lari, ada saat
melayang, pada waktu melangkah. Artinya, pada saat tertentu kedua kaki
lepas atau tidak menyetuh/ menginjak tanah.
3.
Aktivitas Pembelajaran Jalan Cepat
Jalan
cepat adalah gerak maju langkah kaki yang dilakukan sedemikian
rupa sehingga kontak dengan tanah tetap terpelihara dan tidak
terputus. Pelaksanaan perlombaan jalan cepat itu diawali dengan
adanya pemberangkatan (start) dan diakhiri dengan melewati
garis finish, maka untuk teknik jalan cepat ini dapat dibagi
ke dalam tiga bagian, yaitu : teknik start, teknik jalan cepat, dan teknik
melewati garis finish. Prinsip dasar jalan cepat akan
diuraikan secara lengkap sebagai berikut.
a.
Start
Start
perlombaan jalan cepat dilakukan dengan start berdiri. Karena start pada
jalan cepat ini kurang berpengaruh terhadap hasil perlombaan maka
tidak ada teknik khusus yang harus dipelajari atau dilatih. Sikap start
pada umumnya adalah sebagai berikut.
b.
Prinsip Dasar Jalan Cepat
1)
Langkah
Dimulai
dengan gerakan mengangkat paha kaki ayun ke depan, lutut terlipat, tungkai
badan bergantung ke depan, karena ayunan paha ke depan tungkai bawah ikut
terayun ke depan, lutut menjadi lurus, kemudian menapak ke tumit terlebih
dahulu menyentuh tanah; bersamaan dengan ayunan kaki tersebut kaki tumpu
menolak dengan mengangkat tumit selanjutnya ujung kaki tumpu lepas dari
tanah berganti menjadi kaki ayun.
2)
Kecondongan badan sedikit ke depan dengan ayunan lengan. Siku dilipat
lebih kurang 90 derajat, ayunan lengan arahnya lebih masuk, gerakan lengan
seirama dengan langkah kaki.
c. Finish
Tidak
ada teknik khusus untuk finish ini. Umumnya jalan terus
hingga melewati garis finish, baru dikendorkan kecepatan
jalannya setelah melewati jarak lima meter. Untuk memperoleh langkah-
langkah yang tidak sampai terangkat sehingga melayang, maka pemindahan
berat badan dari satu kaki ke kaki lain harus nampak jelas pada gerak
panggul.
0 komentar:
Posting Komentar