Selamat Hari Guru Indonesia

Friday, October 16, 2020

Materi Jalan Cepat



Atletik berasal dari bahasa Yunani, athlos yang berarti perlombaan, pertandingan, atau sutau perjuangan. orang yang melakukan atletik disebut athela (atlet). Atletika sering disebut sebagai induk dari semua cabang olahraga, karena gerakan tubuh pada olahraga atletik, yang meliputi gerakan bagi semua cabang olahraga. Atletik merupakan sarana pendidikan jasmani dalam upaya meningkatkan daya tahan, kekuatan, kecepatan dan kelincahan.

Sejarah Atletik

Yunani adalah bangsa pertama yang menyelenggarakan perlombaan olahraga atletik. Pada waktu itu cabang olahraga ateletik dikenal dengan istilah pentathlon atau pancalomba dan decathlon atau dasa lomba. Pada buku Odysus karya dari Hemerun, dijelaskan tentang  petualangan Odysius saat berkunjung ke kepulauan di sebelah selatan Yunani disambut oleh kepala suku dengan mengadakan upacara penyambutan. Di acara tersebut ada beberapa lomba yang diperlombakan, sperti lompat, lari, lempar cakram, gulat, dan tinju. Adapun pada tahun 776 SM, bangsa Yunani mengadakan Olympiade. Dalam lomba tersebut pemenangnya adalah yang menjadi juara Pentathlon.

Organisasi olahraga atletik internasional terbentuk pada 17 Juli 1912 di Stockholm, Swedia. Pembentukan tersebut bersamaan dengan Olimpiade ke-5. Organisasi tersebut bernama InternationalAmateur Athletic Federation atau disingkat dengan IAAF. Sejarah atletik di Indonesia mulai terbentuk pada tanggal 3 September 1950. Pada tahun tersebut Indonesia mendirikan Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI)

1. Sejarah Jalan Cepat

Jalan cepat adalah suatu nomor atletik yang harus dilakukan dengan segala kesungguhan. Pertama kali diadakan pada tahun 1912 jalan cepat 10 km diselenggarakan pada lintasan sebagai salah satu nomor olimpiade tahun 1976 tercantum nomor jalan cepat 20 km, yang sejak 1956 dipertandingkan dalam olimpiade. Tetapi pada olimpiade tahun 1980 di Mokswa, jalan cepat 50 km dicantumkan lagi dalam nomor perlombaan. pada tahun-tahun terakhir ini perlombaan jalan cepat mulai banyak penggemarnya dan dibicarakan. Dalam olimpiade modern perlombaan jalan cepat 20 km, dan 50 km telah lama menjadi nomor yang selalu diperlombakan. Di Indonesia perlombaan jalan cepat sebagai nomor yang diperlombakan pada kejuaraan nasional atletik tahun 1978. Jarak yang diperlombakan ialah untuk wanita: 5 km dan 10 km, dan untuk pria: 10 km dan 20 km.

 

2. Perbedaan antara Jalan Cepat dan Lari

Secara awam gerakan jalan dengan lari tidak ada perbedaan yang berarti. Baik jalan maupun lari adalah gerakan memindahkan badan ke depan dengan langkah-langkah kaki. Perbedaan jalan cepat dan lari adalah sebagai berikut.

§  Jalan cepat : pada gerakan jalan cepat selalu ada kaki yang kontak dengan tanah. Artinya, setiap saat salah satu kaki selalu kontak tanah.

§  Lari : Dalam gerakan lari, ada saat melayang, pada waktu melangkah. Artinya, pada saat tertentu kedua kaki lepas atau tidak menyetuh/ menginjak tanah.

 

3. Aktivitas Pembelajaran Jalan Cepat

Jalan cepat adalah gerak maju langkah kaki yang dilakukan sedemikian rupa sehingga kontak dengan tanah tetap terpelihara dan tidak terputus. Pelaksanaan perlombaan jalan cepat itu diawali dengan adanya pemberangkatan (start) dan diakhiri dengan melewati garis finish, maka untuk teknik jalan cepat ini dapat dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu : teknik start, teknik jalan cepat, dan teknik melewati garis finish. Prinsip dasar jalan cepat akan diuraikan secara lengkap sebagai berikut.

a. Start

Start perlombaan jalan cepat dilakukan dengan start berdiri. Karena start pada jalan cepat ini kurang berpengaruh terhadap hasil perlombaan maka tidak ada teknik khusus yang harus dipelajari atau dilatih. Sikap start pada umumnya adalah sebagai berikut.

b. Prinsip Dasar Jalan Cepat

1) Langkah

Dimulai dengan gerakan mengangkat paha kaki ayun ke depan, lutut terlipat, tungkai badan bergantung ke depan, karena ayunan paha ke depan tungkai bawah ikut terayun ke depan, lutut menjadi lurus, kemudian menapak ke tumit terlebih dahulu menyentuh tanah; bersamaan dengan ayunan kaki tersebut kaki tumpu menolak dengan mengangkat tumit selanjutnya ujung kaki tumpu lepas dari tanah berganti menjadi kaki ayun.

2) Kecondongan badan sedikit ke depan dengan ayunan lengan. Siku dilipat lebih kurang 90 derajat, ayunan lengan arahnya lebih masuk, gerakan lengan seirama dengan langkah kaki.

c. Finish

Tidak ada teknik khusus untuk finish ini. Umumnya jalan terus hingga melewati garis finish, baru dikendorkan kecepatan jalannya setelah melewati jarak lima meter. Untuk memperoleh langkah- langkah yang tidak sampai terangkat sehingga melayang, maka pemindahan berat badan dari satu kaki ke kaki lain harus nampak jelas pada gerak panggul.

 

 


Share:

0 comments:

Post a Comment

Arsip


Followers

Recent Comment

`